KONTAN.CO.ID - Menurut sebuah lembaga penelitian Inggris, sebuah rudal Korea Utara yang ditembakkan ke Ukraina timur oleh Rusia mengandung ratusan komponen elektronik yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat di Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan tempat lain. Mengutip Kyodo News, temuan Penelitian Persenjataan Konflik menunjukkan bahwa Korea Utara mampu memperoleh suku cadang dari luar negeri untuk memproduksi senjata, menghindari sanksi PBB yang diberlakukan untuk mengekang program pengembangan rudal balistik dan nuklirnya. Lembaga tersebut menganalisis puing-puing rudal buatan Korea Utara yang ditemukan dari kota Kharkiv di Ukraina timur pada 2 Januari.
Hasil riset menemukan bahwa lebih dari 290 komponen elektroniknya memiliki merek dari 26 perusahaan yang berkantor pusat di Tiongkok, Jerman, Jepang, Belanda, Singapura, Swiss, Taiwan, dan Amerika Serikat. Foto yang diambil di Kyiv pada 11 Januari 2024, menunjukkan puing-puing rudal yang digunakan dalam serangan pada 2 Januari di kota Kharkiv di Ukraina timur di tengah perang dengan Rusia. Pihak berwenang Ukraina mengatakan mereka telah mengidentifikasi puing-puing tersebut sebagai bagian dari rudal balistik jarak pendek KN-23 Korea Utara. Baca Juga: Kim Jong Un Terima Hadiah Mobil dari Vladimir Putin Dari komponen-komponen tersebut, sekitar 75,5% terkait dengan perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, 11,9% terkait dengan perusahaan-perusahaan di Jerman, dan 3,1% terkait dengan perusahaan-perusahaan di Jepang, dengan sebagian besar diproduksi dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan temuan itu, lembaga tersebut menyimpulkan bahwa rudal tersebut tidak mungkin dirakit sebelum Maret tahun lalu. "Korea Utara telah mengembangkan jaringan akuisisi yang kuat yang mampu menghindari, tanpa terdeteksi, rezim sanksi yang telah diterapkan selama hampir dua dekade,” kata lembaga tersebut dalam laporannya.