Temuan Terbaru! Obat Diabetes Ozempic Mengurangi Risiko Dimensia dan Kecanduan Rokok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Produk pengobatan diabetes populer dari Novo Nordisk, Ozempic, disebut memungkinkan mengurangi risiko dan menyebabkan masalah kognitif yang lebih rendah.

Kesimpulan ini  berdasarkan sebuah studi observasional yang diterbitkan oleh peneliti di Universitas Oxford.

Studi ini, yang dipublikasikan di jurnal eClinicalMedicine milik Lancet pada hari Kamis, menganalisis lebih dari 100 juta catatan medis pasien di Amerika Serikat (AS).


Baca Juga: Novo Nordisk dan Bio Farma Kerja Sama Produksi Obat Diabetes di Indonesia

Studi ini untuk melihat apakah Ozempic meningkatkan risiko beberapa kondisi neurologis dan psikiatris dalam tahun pertama penggunaan. 

Selanjutnya penelitian dibandingkan dengan tiga obat antidiabetik umum lainnya.

Studi ini juga menemukan bahwa Ozempic, atau semaglutide, tidak terkait dengan risiko yang lebih tinggi dari kondisi neurologis atau psikiatris yang diteliti, seperti kecemasan atau depresi. 

Selain itu, pasien yang menggunakan Ozempic memiliki tingkat penurunan kognitif dan penggunaan nikotin yang lebih rendah.

Studi ini penting karena bisa membantu menepis kekhawatiran bahwa pengobatan dengan semaglutide - yang awalnya dirancang untuk pengobatan diabetes tipe 2.

Sekarang ini Ozempic juga disetujui untuk penurunan berat badan dengan merek Wegovy . Tak hanya itu produk ini juga dikhawatirkan bisa meningkatkan risiko pikiran bunuh diri.

Temuan ini juga menyarankan bahwa pengobatan dengan semaglutide dan obat serupa dapat dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih rendah dan dapat membantu mengurangi keinginan untuk merokok.

Namun, temuan ini perlu dikonfirmasi melalui uji coba terkontrol acak yang lebih ketat. 

Baca Juga: Cara Mengobati Luka Diabetes, Cek Bahan Alami untuk Obat Diabetes Selain Obat Apotek

Penulis laporan penelitian juga memperingatkan bahwa temuan ini tidak dapat diterapkan pada orang tanpa diabetes.

Setelah pengumuman hasil penelitian ini, saham Novo Nordisk yang terdaftar di AS naik 1,8%, sementara saham pesaingnya, Eli Lilly, naik 1,6%.

Howard Fillit, kepala petugas ilmu pengetahuan di Alzheimer's Drug Discovery Foundation, mengatakan bahwa studi ini adalah yang terbaru dalam serangkaian penelitian yang menyarankan obat-obatan dalam kelas ini mungkin memiliki manfaat kognitif.

Fillit menambahkan bahwa studi observasional seperti ini hanya bersifat sugestif. "Jawaban untuk semua keterbatasan tersebut adalah melakukan uji klinis acak, yang mana itulah yang sedang dilakukan oleh Novo."

Perusahaan obat asal Denmark ini pada tahun 2021 mulai menguji semaglutide pada pasien dengan penyakit Alzheimer tahap awal, dengan hasil yang diharapkan pada tahun 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Syamsul Azhar