Temuan uang palsu di Makassar naik hampir 2x lipat



MAKASSAR. Temuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (KPw BI Sulsel) mencapai 2.462 lembar pada 2016 atau meningkat 91,74% dibandingkan 2015 yang hanya 1.284 lembar.

"Kondisi ini berkorelasi positif bahwa tingkat pemahaman ciri-ciri keaslian uang rupiah di kalangan masyarakat meningkat, dengan banyaknya temuan dan laporan uang palsu masuk ke BI," kata Kepala KPw BI Sulsel Wiwiek Sisto Widayat, Rabu (22.2).

Dia mengatakan, pada perkembangan berikutnya diharapkan semakin sedikit jumlah temuan uang palsu. Hal ini seiring diterbitkannya uang rupiah emisi 2016 dengan sejumlah pengaman misalnya retroverso atau gambar bayangan.


Menurut dia, sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat itu sudah dilakukan dua bulan terakhir dan akan dilanjutkan hingga akhir Maret 2017. "Kita juga selalu meningkatkan upaya peningkatan pemahaman tentang keuangan, termasuk sosialisasi uang rupiah yang baru itu," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga menggencarkan penggunaan uang Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu sebagai salah satu upaya mendorong agar uang Rupiah dapat berdaulat di negeri sendiri dan juga meningkatkan martabat bangsa. Kondisi ini terutama dilakukan bagi Biro Perjalanan yang dalam promosinya kerap masih menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat.

"Kami sudah menyosilisasikan hal itu pada teman-teman ASITA dan juga biro perjalanan lainnya, termasuk Biro travel Haji dan umroh, agar tidak lagi mempromosikan paket wisatanya dengan mata uang asing," kata Wiwiek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto