Temui Investor China, Luhut Bahas Pengembangan Petrokimia hingga Transisi Energi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Menteri Luar Negeri turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja ke Tiongkok. Salah satu hal yang dilakukan Menko Maritim dan Investasi dan Menteri Luar Negeri adalah bertemu dengan sejumlah investor China.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan, pada tanggal 25 Juli dirinya bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi telah melakukan pertemuan dengan beberapa investor RRT. 

Antara lain, Tongkung Holding Group Cold, dan Shin Feng Ming Holding Group Cold untuk membahas pengembangan di bidang pembangunan mata rantai petrokimia di Kalimantan Utara.


Kemudian dengan Chery Automobil Gold untuk membahas mengenai investasi untuk kendaraan listrik dan baterai ivy. Lalu, pertemuan dengan Shin Fuel China Technology Gold membahas mengenai investasi untuk proyek transisi energi pengolah CTL atau cold to liquid dan GTL atau gas to liquid.

Baca Juga: Setelah dari China, Presiden Jokowi Melanjutkan Kunjungan Kerja ke Jepang

Terakhir, Luhut dan Menlu melakukan pertemua dengan Fuhai group untuk membahas mengenai investasi untuk pengembangan pabrik besi dan baja, pabrik kimia, batubara, pembangkit listrik, manufaktur mesin, kilang minyak, pelabuhan di kawasan industri di Jambi.

“Pembicaraan Menko Maritim dan Investasi dengan perusahaan perusahaan tersebut sudah cukup detail dan sekali lagi tampak komitmen kuat para investor RRT untuk memperkuat investasi berkualitas di Indonesia yang saling menguntungkan,” jelas Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dipantau dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (27/7).

Sebelumnya, dalam pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri RRT (Premier) Li Keqiang dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping di Beijing, kedua negara mencapai tujuh kesepakatan.

Tujuh kesepakatan tersebut ialah, pertama, pembaruan MoU Sinergi Poros Maritim Dunia dan Belt Road Initiative. Kedua, MoU kerja sama pengembangan dan penelitian vaksin dan genomika.

Ketiga, MoU mengenai pembangunan hijau. Keempat, pengaturan kerja sama kelautan. Kelima, protokol mengenai ekspor nanas Indonesia. Keenam, pengaturan kerja sama pertukaran informasi dan penegakan pelanggaran kepabeanan. Terakhir, rencana aksi kerja sama pengembangan kapasitas keamanan siber dan teknologi.

Baca Juga: Buah Tangan Jokowi di China, Komitmen Impor CPO Satu Juta Ton

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin menyampaikan komitmennya untuk memperkuat kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua negara sekaligus kawasan dan dunia.

“RRT adalah mitra strategis komprehensif Indonesia. Kita harus mengisi kemitraan tersebut dengan kerja sama yang menguntungkan untuk negara kita, dan sekaligus untuk kawasan dan dunia,” ucap Jokowi dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Selasa (26/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi