KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mencapai target pertumbuhan kredit hingga 7,5% pada tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemui Perhimpunan Bank-bank Internasional Indonesia (PERBINA). Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso berharap, penyaluran kredit perbankan bisa lebih cepat sejak awal tahun. Ia berharap perbankan termasuk bank-bank yang tergabung dalam PERBINA tidak melakukan penundaan penyaluran kredit. Lantaran pemerintah dan regulator telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memantik permintaan kredit. “Untuk automobile dan motor cycle dan juga properti kami keluarkan berbagai kebijakan diantaranya tax relief. Fokus tetap tidak hanya UMKM, tapi juga ini untuk korporasi yang tadi di atas Rp 10 miliar, juga diberikan jaminan. Ini semua suatu orkestra yang akan kami lakukan bersama dengan Bapak dan Ibu (PERBINA) sekalian,” kata Wimboh dalam pernyataan resmi yang diterima Kontan.co.id, Selasa (30/3).
Adapun Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana menyebut, orkestrasi bersama ini menjadi penting. Meskipun dia menyadari loan to deposit ratio (LDR) PERBINA ini di akhir tahun 2020 sekitar 90%. Baca Juga: Berikut deretan kebijakan OJK, BI dan Kemenkeu untuk mendorong pertumbuhan kredit “Itu angka yang bagus, tapi memang kalau dilihat growth kredit di akhir tahun memang minus sekitar 8,6%. Ini kalau tidak melakukan orkestrasi bersama ya rasanya tidak bisa cepat keluar dari pandemi dengan selamat. Ini yang ingin saya terus sampaikan bahwa mari kita terus bekerja sama semua pihak, dan untuk terus diorkestrasikan,” jelasnya.