Temulawak tetap jadi bahan obat andalan Soho Group



JAKARTA. PT Soho Industri Pharmasi (Soho) menyatakan komitmennya untuk tetap fokus memproduksi obat-obatan yang berbahan baku temulawak. Rencananya perusahaan farmasi nasional itu akan membuat 15 jenis obat ethical (obat dengan resep dokter) lagi tahun ini. Tentu saja untuk bisa produktif Soho tidak sendirian, perusahaan farmasi ini menjalin bekerjasama dengan beberapa perusahaan prinsipal dari luar negeri, salah satunya Korea Selatan. “Saat ini kami memiliki 8 jenis obat dari bahan temulawak,” jelas Sales Directur, Obed Fukliang di Jakarta, Rabu (25/8). Menurut Obed, saat ini beberapa jenis obat dari bahan temulawak sudah di ekspor ke berbagai negara seperti Nigeria, Kamboja, Mongol dan juga Malaysia. Jenis obat yang diproduksi tersebut tidak hanya diproduksi sebagai produk farmasi saja tetapi juga produk obat dari jamu. Obed mengaku tahun 2009 lalu omzet yang dikantongi perusahaannya sudah mendekati Rp 500 miliar atau tumbuh sekitar 39%. “Tahun ini kami menargetkan penjualan Rp 1 triliun,” jelas Obet yang saat ini sedang serius mengembangkan jenis jus herbal dan juga obat penutup luka. Target fantastis itu menurutnya bisa dicapainya tahun ini dengan alasan perusahaannya sudah melakukan kampanye dan pemasaran kepada kalangan dokter. Berbagai event dari seminar sampai simposium digelar untuk mengambil hati para dokter untuk menggunakan obat yang diproduksi oleh Soho. Selain memproduksi obat, perusahaan itu kini serius juga mengembangkan sayap bisnisnya ritel dengan mendirikan apotek. Tidak sampai di sini, konsep penjualan langsung juga ditekuni dengan berdirinya salah satu anak perusahaan yang bergerak di bisnis Multi Level Marketing (MLM). Baru satu tahun berdiri, anak perusahaan MLM tersebut ternyata sudah menyumbangkan omzet Rp 5 miliar. Menurut Obed, pasar obat di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 35-37 triliun yang dikuasai oleh sekitar 200 industri farmasi di dalam negeri. Pasar sebesar ini terbagi menjadi dua, 70% dari pasar obat tersebut berupa produk ethical dan sisanya 30% adalah obat bebas. Dari nilai pasar sebesar itu di pangsa pasar obat ethical, Obed mengaku hanya mendapatkan porsi sebesar 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.