Tenaga rupiah kembali berkat neraca dagang



KONTAN.CO.ID - Faktor eksternal membebani pergerakan rupiah sepanjang pekan ini. Tengok saja, sepekan terakhir, kurs spot rupiah terhadap dollar AS melemah 0,41%. Untungnya, di akhir pekan kemarin (15/9), kurs rupiah berhasil menguat 0,08% menjadi Rp 13.240 per dollar AS.

Sebaliknya, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) kemarin turun. 0,17%. Namun dalam sepekan terakhir kurs mata uang rupiah versi BI menguat 0,17% ke Rp 13.261 per dollar AS. Karena itu, kurs rupiah pekan depan diprediksi akan lebih stabil.

Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto mengatakan, pergerakan rupiah sepekan terakhir dipengaruhi sentimen penguatan dollar AS dan penurunan harga komoditas. "Karena secara fundamental domestik, belum ada perubahan banyak," ujar dia, kemarin.


Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, potensi penguatan rupiah akan didukung oleh rilis data neraca perdagangan Indonesia yang dinilai cukup memuaskan. Maklum, surplus neraca dagang mencapai US$ 1,72 milliar. "Ini capaian terbaik pemerintah sejak 2012 yang surplus sekitar US$ 1,8 miliar," ungkap Reny.

Jadi meski data inflasi AS lebih baik dari konsensus pengamat, nilai tukar rupiah masih mampu menguat. "Walau sama-sama positif, tapi saya rasa sentimen dari dalam negeri lebih berbobot," prediksi Reny.

Andri meramalkan, pekan depan rupiah masih bergerak stabil, mengingat fundamental domestik saat ini terbilang solid. Data inflasi Agustus 2017 mengalami deflasi 0,07% serta cadangan devisa naik menjadi US$ 128,8 miliar. "Yang perlu diperhatikan rilis FOMC meeting minutes, tapi rupiah tidak akan banyak berubah," kata Andri.

Andri memprediksi, Senin nanti rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.180-Rp 13.340. Reny memprediksi rupiah menguat dan bergerak antara Rp 13.210-Rp 13.260.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie