Tenang saja sikapi pemangkasan belanja pemerintah



JAKARTA. Pemerintah berniat memangkas lagi anggaran belanja negara tahun ini. Targetnya, belanja bakal dipotong lagi Rp 133,8 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, anggaran pemerintah pusat akan dipangkas Rp 65 triliun, dan dana transfer ke daerah dipotong Rp 68,8 triliun.

"Pemotongan akan dilakukan terhadap belanja yang tidak menunjang program prioritas," kata Sri Mulyani, di Kantor Presiden, kemarin (3/8).

Apa boleh buat, pilihan pahit harus ditempuh demi menjaga kredibilitas anggaran pemerintah. Maklum, defisit anggaran negara tahun ini berpeluang naik akibat penerimaan pajak akan meleset sekitar Rp 219 triliun.


Yang patut dicermati, pemangkasan anggaran ibarat bermuka ganda. Ada plus dan minusnya. Dari sisi negatif, misalnya, pemangkasan anggaran menunjukkan pemerintah tidak kredibel menyusun beleid anggarannya. Ekonomi juga bakal lesu karena kekurangan stimulus ekonomi.

Alhasil, "Target pertumbuhan ekonomi 5,2% tahun ini sulit tercapai," kata Aldian Taloputra, Ekonom Standard Chartered Bank.

"Tanpa pemangkasan saja hanya tumbuh 5%, apalagi dipangkas," tambah Dendi Ramdani, Ekonom Bank Mandiri.

Upaya ini pun mengindikasikan ketidakmampuan pemerintah menarik investasi swasta. Dus, semua proyek infrastruktur dan program pembangunan dibiayai sendiri oleh pemerintah, yang celakanya sedang minim dana.

Namun di sisi lain, pemangkasan belanja negara juga memberi sinyal positif. Pertama, ini adalah sinyal pemerintah menyajikan beleid anggaran yang lebih realistis. Kedua, pengusaha dan para wajib pajak juga bisa lebih lega karena terhindar jadi sasaran aparat pajak lagi.

Maklum, bukan rahasia lagi, pengusaha dan wajib pajak kembali disasar untuk memenuhi target setoran pajak. Tak kalah krusialnya, poin ketiga, pemangkasan anggaran ini ibarat parasut penyelamat jika target tax amnesty gagal tercapai, dan menghindari crash pasar finansial. Maklum, dana ke pasar modal mengalir deras dan memompa nilai aset sejak tax amnesty.

Nah, boleh dibilang, pemangkasan anggaran adalah rem hot money sehingga tak memicu bubble yang sewaktu-waktu meletus. Efek crash bisa lebih berbahaya. Jadi, kalem saja menyikapinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie