JAKARTA. Pelaksanaan tender pengadaan biodiesel yang dilakukan PT Pertamina (Persero) untuk kebutuhan tahun 2014 ini gagal total.
Bayangkan saja,
dari jumlah kebutuhan biodiesel yang ditenderkan yajbu 6,6 juta kiloliter (KL), PT Pertamina hanya bisa memperoleh 18% saja, yakni cuma 1,126 juta KL. Kepada KONTAN, Selasa (31/12/2013), Bambang Suyitno, Investor Relation PT Eterindo Wahanatama Tbk menengarai,
minimnya hasil tender karena para produsen biodiesel tidak bisa mengikuti ketetapan harga tender. Pasalnya, dalam tender tersebut, para produsen harus menawarkan biodiesel di bawah harga solar impor atau mean of platts singapore (MOPS) minus alpha.
Padahal, berdasarkan data selama empat tahun terakhir
ini, harga MOPS solar selalu di bawah harga biodiesel.
Harga ini juga yang selama ini dipakai referensi HPE oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan ESDM untuk harga indeks pembelian biodiesel oleh Pertamina.
Alhasil, dengan patokan harga itu, banyak produsen biodiesel tidak mau mengikuti tender pengadaan biodiesel. Meski tak menyebutkan nama perusahaan-perusahaan yang menang, Bambang bilang, Eterindo termasuk salah satu pemenang tender di kluster 13, dengan mengajukan harga MOPS minus sesuai dengan syarat Pertamina. "Soal, jumlahnya yang pasti, saya belum mendapatkan angkanya," papar Bambang. Dalam tender yang dilakukan Pertamina tersebut, emiten berkode saham ETWA hanya mengikuti di satu kluster saja. Hal tersebut dilakukan karena perhitungan harga yang kurang menguntungkan. Walau merugi, Eterindo mengaku berkomitmen untuk mensukseskan program pemerintah untuk penggunaan campuran biodiesel dalam campuran bahan bakar. Bambang menaruh harap akan ada perubahan harga. "Ada kabar akan ada pembicaraan Aprobi (Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia), ESDM, Pertamina serta stakeholders lainnya untuk membicarakan langkah lanjutan dari gagalnya tender kemarin," kata Bambang. Selain Eterindo, perusahaan lain yang ikut dalam tender biodiesel adalah Wilmar Bioenergi Indonesia dan Wilmar Nabati Indonesia. Dua perusahaan di bawah Wilmar Group itu siap menyuplai biodiesel di beberapa wilayah seperti
Sumatera, Jawa dan Bali. Namun,
Johannes,
Corporate Legal Wilmar Group mengatakan, pelaksanaan tender Pertamina masih belum final. "Hasil keputusan akan di-bid (tawar) ulang karena informasi kurang pas yang kami terima," ujar dia. Tender ulang Dadan Kusdiana, Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE) mengatakan tender biodiesel Pertamina akan kembali diulang lantaran ada beberapa daerah yang belum siap.
Menurutnya, di tahun 2014, penyerapan bahan bakar nabati ditargetkan mencapai 4,02 juta KL. Bila dibandingkan tahun 2013, target tersebut meningkat dibandingkan dengan target tahun ini yang hanya sebesar 1,06 juta KL. Ali Mundakir, juru bicara PT Pertamina mengatakan, tidak semua tender biodiesel diulang. Menurut dia ada sembilan kluster yang sudah ada pemenangnya dengan jumlah volume tender 1,2 juta KL. "Dari target sebanyak 5,3 juta KL, sisanya akan
kita tender ulang," kata Ali tanpa menjelaskan perubahan jumlah volume biodiesel yang
akan ditenderkan ulang itu.
Menurut Ali, pengulangan tender biodiesel sebesar 4,1 juta KL lantaran produsen biodiesel tidak menyerahkan harga sesuai dengan harga tender yang ditetapkan oleh Pertamina. "Sebagai pembeli kita mau harga semurahnya," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan