JAKARTA. Meski izin impor gula kristal putih sudah dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan, tapi para importir yang mendapatkan jatah impor belum juga merealisasikan tender impor gulanya. Pasalnya harga gula dunia saat ini cukup tinggi. Menurut Direktur Utama Badan Urusan logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso Bulog sebagai salah satu BUMN yang mendapatkan jatah impor gula kristal putih. Tapi saat ini Bulog belum bisa melakukan tender impor karena harga dunia masih tinggi. Sebenarnya, Sutarto mengaku tender sudah dilakukan dua kali tapi gagal mendapatkan pemenang karena harga masih terlalu tinggi. "Kita akan melakukan tender ketiga, kalau itu gagal, kita akan melakukan negosiasi," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta Selasa (28/12). Catatan saja, untuk menambal kebutuhan gula nasional, tahun ini pemerintah memutuskan untuk mengimpor 450.000 ton gula kristal putih. Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu telah memberikan izin impor gula kristal putih sebanyak 450.000 ton untuk memasok kebutuhan selama lima bulan pertama tahun 2011. Rinciannya, Bulog mendapat jatah impor sebesar 60.000 ton, PTPN IX mendapatkan jatah impor 70.000 ton, PTPN X, PTPN XI dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) masing-masing sebanyak 90.000 ton, dan PT Perusahaan perdagangan Indonesia (PPI) mendapatkan jatah sebanyak 50.000 ton. Sutarto bilang Bulog sulit mendapatkan gula ini karena saat ini semua negara yang menghasilkan gula rata-rata sudah menjual gulanya di pasar berjangka. Ia mencontohkan, sebenarnya Bulog sudah mencari gula ke Thailand dan India, tapi belum juga berhasil mendapatkan gula karena harga yang ditawarkan terlalu tinggi. "Mudah-mudahan Januari ini mereka sudah giling, sehingga harga bisa turun," ungkap Sutarto. Mantan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ini juga mengharapkan Januari nanti Bulog bisa melakukan tender gula impor lagi setelah harga turun. "Targetnya April gula impor ini harus masuk, sehingga kalau Januari tender kita masih punya waktu untuk impor," ujarnya. Beberapa waktu lalu Sekretaris Perusahaan PTPN XI Adig Suwandi mengungkapkan, PTPN XI masih menunggu waktu yang tepat untuk melakukan tender lelang impor gula kristal putih. "Kita masih menunggu harga sedikit turun, dan menunggu pasar tidak terlalu berspekulasi," jelasnya. Adig menambahkan, PTPN XI tetap akan membidik harga pembelian GKP di harga yang tidak terlalu tinggi. "Kita akan membeli di bawah US$ 700 per ton," ujar Adig. Ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian. Sebab, berkaca pada pengalamannya tahun lalu, PTPN XI mengalami kerugian karena membeli impor gula di harga US$ 822 per ton. Meski hingga saat ini PTPN XI belum juga melakukan tender lelang impor gula, tapi Adig optimistis lelang tender ini akan segera dilakukan sebelum akhir tahun. "Atau paling lambat Januari 2011 sudah dilakukan tender lelangnya," ujarnya. Sutarto mengakui, saat ini kendala utama dalam impor gula adalah tingginya harga. Tapi Sutarto bilang sebenarnya dengan harga gula dunia yang sekarang ini, masih bisa masuk ke harga keekonomian. "Dengan harga sekarang, sebenarnya kalau tanpa bea masuk itu kita masih mampu menjual dengan harga posisi sekarang," ungkapnya. Saat ini, harga tender atau harga jual gula dalam negeri di tingkat perusahaan sebesar Rp 9.100 per kg. Catatan saja, pemerintah memberlakukan bea masuk impor gula kristal putih sebesar Rp 790 per kg.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tender impor gula mampet, terganjal harga tinggi
JAKARTA. Meski izin impor gula kristal putih sudah dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan, tapi para importir yang mendapatkan jatah impor belum juga merealisasikan tender impor gulanya. Pasalnya harga gula dunia saat ini cukup tinggi. Menurut Direktur Utama Badan Urusan logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso Bulog sebagai salah satu BUMN yang mendapatkan jatah impor gula kristal putih. Tapi saat ini Bulog belum bisa melakukan tender impor karena harga dunia masih tinggi. Sebenarnya, Sutarto mengaku tender sudah dilakukan dua kali tapi gagal mendapatkan pemenang karena harga masih terlalu tinggi. "Kita akan melakukan tender ketiga, kalau itu gagal, kita akan melakukan negosiasi," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta Selasa (28/12). Catatan saja, untuk menambal kebutuhan gula nasional, tahun ini pemerintah memutuskan untuk mengimpor 450.000 ton gula kristal putih. Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu telah memberikan izin impor gula kristal putih sebanyak 450.000 ton untuk memasok kebutuhan selama lima bulan pertama tahun 2011. Rinciannya, Bulog mendapat jatah impor sebesar 60.000 ton, PTPN IX mendapatkan jatah impor 70.000 ton, PTPN X, PTPN XI dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) masing-masing sebanyak 90.000 ton, dan PT Perusahaan perdagangan Indonesia (PPI) mendapatkan jatah sebanyak 50.000 ton. Sutarto bilang Bulog sulit mendapatkan gula ini karena saat ini semua negara yang menghasilkan gula rata-rata sudah menjual gulanya di pasar berjangka. Ia mencontohkan, sebenarnya Bulog sudah mencari gula ke Thailand dan India, tapi belum juga berhasil mendapatkan gula karena harga yang ditawarkan terlalu tinggi. "Mudah-mudahan Januari ini mereka sudah giling, sehingga harga bisa turun," ungkap Sutarto. Mantan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian ini juga mengharapkan Januari nanti Bulog bisa melakukan tender gula impor lagi setelah harga turun. "Targetnya April gula impor ini harus masuk, sehingga kalau Januari tender kita masih punya waktu untuk impor," ujarnya. Beberapa waktu lalu Sekretaris Perusahaan PTPN XI Adig Suwandi mengungkapkan, PTPN XI masih menunggu waktu yang tepat untuk melakukan tender lelang impor gula kristal putih. "Kita masih menunggu harga sedikit turun, dan menunggu pasar tidak terlalu berspekulasi," jelasnya. Adig menambahkan, PTPN XI tetap akan membidik harga pembelian GKP di harga yang tidak terlalu tinggi. "Kita akan membeli di bawah US$ 700 per ton," ujar Adig. Ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian. Sebab, berkaca pada pengalamannya tahun lalu, PTPN XI mengalami kerugian karena membeli impor gula di harga US$ 822 per ton. Meski hingga saat ini PTPN XI belum juga melakukan tender lelang impor gula, tapi Adig optimistis lelang tender ini akan segera dilakukan sebelum akhir tahun. "Atau paling lambat Januari 2011 sudah dilakukan tender lelangnya," ujarnya. Sutarto mengakui, saat ini kendala utama dalam impor gula adalah tingginya harga. Tapi Sutarto bilang sebenarnya dengan harga gula dunia yang sekarang ini, masih bisa masuk ke harga keekonomian. "Dengan harga sekarang, sebenarnya kalau tanpa bea masuk itu kita masih mampu menjual dengan harga posisi sekarang," ungkapnya. Saat ini, harga tender atau harga jual gula dalam negeri di tingkat perusahaan sebesar Rp 9.100 per kg. Catatan saja, pemerintah memberlakukan bea masuk impor gula kristal putih sebesar Rp 790 per kg.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News