Tender offer BTPN membuka peluang untuk profit taking



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana merger yang akan dilakukan oleh PT Bank Tabungan Pensiunan Tbk (BTPN) dengan PT Bank Mitsui Sumitomo akan membawa berkah bagi para investor. Selain dari sisi fundamental akan bertambah kuat dengan adanya penggabungan dua entitas ini, setiap pemegang saham pun akan mendapatkan kesempatan menjual sahamnya dengan harga tender offer Rp 4.282 per saham. Harga ini lebih tinggi daripada penutupan perdagangan hari ini pada Rp 3.970 per saham.

Sumitomo Mitsui Banking Coporation yang merupakan pemegang saham pengendali dari BTPN akan membeli saham publik yang belum dimiliki. Ini merupakan langkah pemegang saham pengendali untuk meningkatkan jumlah kepemilikan saham mereka di BTPN.

Asal tahu saja, saat ini jumlah saham BTPN yang dipegang oleh Sumitomo Mitsui Banking Coporation sebesar 40% atau 2,36 miliar saham, Summit Global Capital Management 20% atau 1,17 miliar saham dan sisanya publik sebesar 38,37% atau 2,34 miliar saham.


Melihat kondisi tersebut, Kiswoyo Adi Joe, Kepala Riset Narada Asset Manajemen mengatakan, sebaiknya investor yang sudah masuk di BTPN untuk memanfaatkan kondisi ini untuk mengambil untung. “Ini momen untuk mengambil kesempatan tersebut. Saat ini harga BTPN Rp 3.970 dan dengan adanya tender offer maka target price yang dihasilkan minimal adalah harga tender offer tersebut,” ujar Kiswoyo kepada Kontan.co.id.

Di sisi lain, saat ini dan hingga memasuki semester II 2018, sektor banking dirasa masih akan stabil dan belum akan ada sentimen negatif yang akan mempengaruhi. Sentimen dari suku bunga acuan pun terbukti belum terlalu berpengaruh besar karena dari sisi pertumbuhan kredit perbankan masih ada di angka dua digit.

“Sisi aset akan naik signifikan, namun dari integrasi manajemen mungkin akan butuh penyesuaian kurang lebih sekitar 1 tahun. Untuk investor yang ingin masuk masih bisa selama harga saham masih di bawah Rp 4.000,” ujar Kiswoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati