Tender rute penerbangan perintis menggerus kinerja Merpati



JAKARTA. Bisnis penerbangan perintis yang ditenderkan pemerintah membuat pendapatan PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) kian tergerus. Direktur Niaga PT MNA Tonny Aulia Achmad mengungkapkan, dalam proses tender MNA kerap kalah karena tidak adanya perlakuan sama dengan operator swasta. "MNA mengoperasikan pesawat yang dibiayai utang, sementara itu besaran subsidi tarif yang diberikan pemerintah kerap tak menutup biaya operasi karena sepinya penumpang di rute itu," ujarnya.Untuk menyiasatinya, selama ini Merpati terpaksa harus bekerjasama dengan pemerintah daerah agar pesawat dapat beroperasi dan bisa membayar utang. "Perlakuan ini yang membuat kami berbeda dengan PT Pelni, PT ASDP, dan Perum Damri yang dapat bantuan armada dan dapat dana pelayanan publik (public service obligation/PSO),"paparnya.Karena itu Tonny berharap layanan penerbangan di rute perintis tidak perlu perlu ditender. "Pemerintah harusnya menyerahkan seluruh layanan penerbangan perintis kepada PT MNA saja dengan memberikan dana PSO kepada kami," ujarnya.Sebelumnya Dirut Merpati, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, menyatakan maskapai yang dipimpinnya masih menanggung beban utang US$ 4,8 juta. Selain itu Merpati mencatat untuk melayani penerbangan berjadwal di semua rute, setiap hari Merpati memerlukan biaya operasional Rp 3,8 miliar. Namun, pendapatan operasional hanya Rp 3,5 miliar.Sementara, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti Singayuda Gumay bilang, anggaran subsidi penerbangan perintis berasal dari Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Karena itulah harus ditenderkan. "Yang melayani penerbangan perintis selain PT MNA ada Susi Air, SMAC, Trigana Air Services, juga Nusantara Buana Abadi," ujar Herry.Menurut Herry, yang disebut penerbangan perintis adalah ketika maskapai menjadi pionir dengan membuka rute penerbangan baru yang belum diterbangi maskapai lain dan biasanya berada di wilayah terpencil (remote). Subsidi untuk penerbangan perintis diberikan pemerintah dalam bentuk subsidi avtur secara fisik dengan tarif ditentukan pemerintah.Tahun ini, pemerintah telah menambah dana untuk subsidi penerbangan perintis sebanyak Rp 300 miliar untuk 132 rute perintis. Dana tersebut meningkat dari tahun lalu sebanyak Rp 200 miliar untuk 112 rute perintis. Mayoritas rute perintis itu dilayani oleh PT MNA dan sisanya oleh maskapai swasta nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini