Tengok Penyebab Harga Bitcoin Jatuh ke Bawah US$ 60.000



KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin turun di bawah level normal dalam setidaknya dua hari terakhir. Salah satu penyebabnya adalah para investor institusional yang telah menghentikan akumulasi stablecoin mereka.

Mengacu data Coin Telegraph, pada hari Senin (12/8) pagi harga Bitcoin turun 3,9% dari US$ 59.641 menjadi US$ 58.930. Nilai itu turun dari rekor tertinggi mingguan yang sempat mencapai US$ 62.510.

Analis melihat bahwa turunnya harga Bitcoin ke bawah US$ 60.000 kemungkinan disebabkan oleh investor institusional yang untuk sementara ini berhenti membeli Bitcoin.


Kurangnya aliran dana dari para investor tersebut ke bursa kripto dapat menandakan kurangnya tekanan pembelian dan selera investor terhadap aset dasar.

Baca Juga: 3 Aset Rekomendasi Robert Kiyosaki Agar Terhindar dari Jebakan Uang Palsu

Stablecoin terbesar di dunia, Tether, telah menghasilkan lebih dari US$ 1,3 miliar sejak menyentuh titik terendah pada 5 Agustus hingga 9 Agustus.

Angka itu ditransfer ke beberapa bursa mata uang kripto terpusat paling populer, termasuk Kraken, Coinbase, OKX, dan Bullish.

Pada periode yang sama, harga Bitcoin mencapai titik terendah, yaitu US$ 49.500 pada 5 Agustus kemudian mengalami lebih dari 21% hingga di atas US$ 60.000 pada 9 Agustus.

Harga Bitcoin diprediksi mampu mencapai pemulihan di atas angka normal US$ 60.000 jika aliran masuk stablecoin institusional yang besar.

Baca Juga: Harga Bitcoin Turun dalam Sepekan, Perlambatan Ekonomi AS Jadi Sentimennya

Menurut analis populer Rekt Capital, harga Bitcoin perlu mendapatkan kembali US$ 60.600 jika ingin kembali ke level normal.

Sayangnya, arus masuk ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin yang berbasis di AS masih sangat rendah. Menurut data Farside Investors, ETF Bitcoin AS mengalami arus keluar negatif bersih senilai lebih dari US$ 89 juta pada 9 Agustus.

Pada dasarnya, arus masuk ETF dapat berkontribusi secara signifikan terhadap apresiasi harga mata uang kripto.

Khusus untuk Bitcoin, ETF menyumbang sekitar 75% dari investasi baru dalam mata uang kripto pada 15 Februari 2024  karena berhasil melampaui angka US$ 50.000.

Selanjutnya: Simak Panduan Penukaran Valas dan Kurs Dollar-Rupiah di BCA pada Selasa (13/8)

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian 13 Agustus, Antam dan UBS Kompak Tak Bergerak