KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) mendaki di awal pekan. Senin (29/1), IHSG menguat 0,28% ke level 7.157,17. Investor asing mencatatkan aksi beli bersih
(net buy) sebesar Rp 540,18 miliar. Pada awal pekan ini, empat saham bank berkapitalisasi pasar jumbo
(big caps) memimpin penguatan pasar. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) kompak menanjak lebih dari 2%. Tiga saham bank plat merah naik dengan level yang relatif sama, yakni 2,7%. Sedangkan BBCA menguat 2,14%.
Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya mengamati
rebound saham bank big caps yang menjadi penopang IHSG. Pasar merespons positif ekspektasi terhadap rilis laporan keuangan emiten perbankan tahun 2023 yang diproyeksikan mencatatkan hasil mentereng. Situasi ini bisa mengimbangi sentimen global, terutama kabar dari Hong Kong terkait putusan pengadilan yang melikuidasi raksasa properti China Evergrande Grup. Keputusan tersebut terjadi di tengah kekhawatiran atas pemulihan ekonomi China dan sektor propertinya yang masih lesu.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.157 Senin (29/1), BRPT, BBCA, BBRI Paling Banyak Net Buy Asing Menurut Cheril, sentimen eksternal membuat IHSG sempat berfluktuasi, apalagi para investor juga tengah menanti arah kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat. "Pasar juga masih wait and see terhadap pertemuan The Fed pada pertengahan pekan ini," kata Cheril kepada Kontan.co.id, Senin (29/1). Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengamini, saat ini investor cenderung
wait and see dengan situasi pasar yang masih minim katalis. Dus, tekanan jual pun masih cukup dominan. Meski IHSG berakhir menguat, tapi sinyal pembalikan arah masih relatif lemah. Secara momentum, IHSG masih cenderung
bearish. Faktor utamanya,
capital outflow yang terjadi beberapa hari belakangan dikonfirmasi dengan pelemahan nilai tukar rupiah. "Pasar bergerak mengantisipasi kemungkinan tingkat suku bunga The Fed akan bertahan dalam level saat ini berlangsung lebih lama," sebut Pandhu. Sebagai proyeksi pada perdagangan Selasa (30/1), Pandhu melihat kemungkinan IHSG masih minim katalis. Transaksi relatif sepi, sehingga IHSG akan bergerak
sideways cenderung melemah dengan area
support di 7.050 dan
resistance di 7.220.
Baca Juga: 19 Saham Keluar & Masuk Indeks Kompas100, Cermati Rekomendasi dari Analis Berikut Ini Pandhu bilang, sidang The Fed akan menjadi fokus perhatian, dimana pasar akan mencerna outlook dan kebijakan ekonomi ke depan. Sejauh ini pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga pada level 5,5%. "Selain itu pasar juga akan memperhatikan tingkat inflasi Indonesia, yang diperkirakan akan melandai ke level 2,58%, sedikit turun dibanding bulan lalu di level 2,61%," sebut Pandhu. Jika kondisi bursa regional aman, Pandhu menaksir saham-saham
blue chips akan menarik. Terutama saham
big bank seperti BMRI dan BBRI yang hari ini mengalami
rebound setelah beberapa hari terkoreksi. Performa keuangan yang kuat dan potensi dividen menambah daya tarik sebagai pilihan koleksi jangka panjang. "Untuk emiten blue chip memang perlu menunggu momen koreksi ini agar bisa mendapatkan level entry yang lebih menarik," tandas Pandhu.
Baca Juga: IHSG Naik 0,28% ke 7.157 Senin (29/1), BRIS, MEDC, MDKA Top Gainers LQ45 Investment Advisor Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang menilai secara teknikal dari perdagangan hari ini, IHSG besok berpotensi konsolidasi. Rentang
support IHSG ada di area 7.150, pivot pada 7.200 dan
resistance pada level 7.250.
Alrich ikut melirik saham-saham
bluechip sebagai pilihan utama (top picks), terutama saham big bank. Alrich menjagokan saham BBRI, BBCA, BMRI, BBNI, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (
BBTN), PT BFI Finance Indonesia Tbk (
BFIN), PT Merdeka Battery Materials Tbk (
MBMA). Sementara itu, Cheril memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 7.100-7.170. Cheril menyematkan rekomendasi
buy untuk saham PT Medco Energi Internasional Tbk (
MEDC) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (
MAPI). Pada saham MEDC, bisa pertimbangkan target harga di Rp 1.300 dan
stop loss pada area Rp 1.220. Sedangkan untuk saham MAPI, target harga ada di posisi Rp 1.950 dengan level
stop loss di Rp 1.880. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat