KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IDX Technology turun 12,11% sejak awal tahun. Penurunan indeks sektor teknologi ini merupakan penurunan indeks sektoral paling dalam di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kinerja indeks sektor teknologi ini berkebalikan dengan sektor energi yang melonjak 11,80% sejak awal tahun Saham teknologi mayoritas mencatatkan harga saham merah. Hanya PT Metrodata Electronic Tbk (
MTDL) yang mencatatkan kenaikan harga saham 2,09% ytd. Adapun penurunan paling dalam datang dari PT Indosterling Technomedia Tbk (
TECH) sebesar 43,97%, Kemudian, disusul PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (
KIOS) 31,43%, PT Anabatic Technologies Tbk (
ATIC) 23,75%, PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (
DIVA) 21,63%, dan PT NFC Indonesia Tbk (
NFCX) turun 18,99%.
Sektor yang yang terkait teknologi, seperti saham bank digital masih diburu pelaku pasar. Hal itu terlihat dari harga saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (
BBHI) naik 47,21% dan PT Bank Jago Tbk (
ARTO) naik 14,69%. Sementara, saham bank digital yang mencatatkan kinerja paling rendah dari PT Bank Raya Indonesia Tbk (
AGRO) yang turun 30,94% Baca Juga:
Simak Persiapan BRI Menangkap Peluang Transaksi Digital Banking Analis Panin Sekuritas, William Hartanto melihat penurunan konstituen IDX Technology akibat adanya aksi
profit taking. "Tahun lalu teknologi paling tinggi naiknya sekarang mereka sudah jenuh beli," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (24/1). Menurut William, saham-saham di indeks teknologi juga masih berpotensi menurun. Proyeksi William, penurunannya bisa mencapai 10% jika dihitung dari indeks. Dia menyarankan pelaku pasar bisa melakukan aksi
profit taking terlebih dahulu. "Kalau saat ini saham-saham teknologi sedang ditinggalkan, maka sebagai investor khususnya jangka pendek adalah mengikuti," imbuh William. Analis Fundamental B-Trade, Raditya Krisna Pradana menambahkan untuk sektor-sektor terkait teknologi seperti bank digital masih diburu pelaku pasar karena adanya katalis kenaikan suku bunga oleh The Fed. Dia mengatakan, dampak kenaikan suku bunga oleh The Fed pada saham yang terkait teknologi adalah kenaikan suku bunga kredit serta deposito menyebabkan masyarakat condong untuk menyimpan uang di bank. "Kondisi ini kami nilai sebagai katalis positif bagi perbankan. Hal inilah yang menyebabkan IDX Financials akhir-akhir ini menguat," sebutnya. Baca Juga:
Telkom Indonesia (TLKM) Menyiapkan Capex 25% dari Pendapatan Sebaliknya untuk saham-saham teknologi, kenaikan suku bunga oleh The Fed akan berpotensi meningkatkan biaya operasional mereka. Ini karena kenaikan suku bunga akan meningkatkan suku bunga kredit sehingga beban bunga meningkat. Oleh sebab itu, Raditya juga menyarankan investor sebaiknya untuk
profit taking terlebih dahulu dan kembali beli di harga bawah. "Namun perlu dicermati, keputusan investasi ini 100% kami kembalikan kepada masing-masing investor karena profil risiko masing-masing investor berbeda satu dengan yang lain," tambahnya. Di tengah penurunan ini, dia memperkirakan harga saham emiten teknologi tidak akan kembali ke harga sebelum
rally. Namun dia menyarankan pelaku pasar memperhatikan kemungkinan terjadinya koreksi signifikan terhadap IDX Technology karena rally kenaikannya juga sudah sangat panjang.
Dari lima saham yang mengalami penurunan kinerja saham terbesar, ada dua emiten yang memiliki harga
undervalue, yakni DIVA dan NFCX. Kendati begitu, Raditya lebih menyukai saham BUKA dan EMTK. Untuk BUKA saat ini berada di akhir koreksi dan EMTK masih berpotensi terjadinya short term rebound. Sementara William secara umum menilai saham teknologi sedang tidak menarik. Walau begitu, ia menilai saham MTDL dan PTSN bisa diperhatikan.
Baca Juga: Rights Issue Bank Bakal Ramai di 2022 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati