KONTAN.CO.ID - Tekanan darah atau tensi yang rendah maupun tinggi dapat menimbulkan masalah kesehatan bahkan memicu munculnya penyakit berbahaya lainnya. Bersumber dari Web MD, tekanan darah terbagi menjadi dua yaitu sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik atau dikenal dengan tekanan darah atas adalah tekanan darah ketika jantung pada kondisi kontraksi atau memompa darah.
Tekanan darah normal sesuai usia
Berdasarkan informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, tensi normal orang dewasa yakni 120/80 mmHG. Artinya, tekanan sistolik berada di angka 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg. Angka tensi tersebut merupakan angka tekanan darah normal secara umum untuk orang dewasa. Setiap tingkatan usia, angka tekanan darah bisa berbeda tergantung dari umur pasien. Berikut ini informasi tekanan darah normal sesuai usia, dirangkum dari Siloam Hospital.- Bayi baru lahir: 60/40 mmHg
- Bayi hingga usia 6 bulan: 65-90 90 mmHg (sistolik) dan 45-66 mmHg (diastolik)
- Bayi usia 6-12 bulan: 80-100 mmHg (sistolik) dan 55-65 mmHg (diastolik)
- Anak usia 1-2 tahun: 85-113 mmHg (sistolik) dan 37-69 mmHg (diastolik).
- Anak usia 3 tahun: 91-120 mmHg (sistolik) dan 46-80 mmHg (diastolik).
- Anak usia 6-12 tahun:96-131 mmHg (sistolik) dan 55-62 mmHg (diastolik).
- Remaja usia 13-18 tahun: 112-128 mmHg (sistolik) dan 62-80 mmHg (diastolik).
- Dewasa: 90-120 mmHg (sistolik) dan 60-80 mmHg (diastolik)
- Lansia: Sama seperti dewasa namun angka tersebut bisa berbeda tergantung dengan kondisi organ tubuh.
Penyebab gangguan tekanan darah
Ada beberapa kondisi dimana seseorang memiliki tekanan darah yang tinggi atau rendah. Tensi yang tidka normal tersebut berpotensi menimbulkan penyakit jika tidak segera ditangani. Mengutip dari Alodokter, ada beberapa faktor yang menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tekanan darah rendah (hipotensi). Faktor hipertensi- Usia lebih dari 55 tahun
- Obesitas
- Perokok
- Konsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan
- Jarang olahraga
- Konsumsi garam secara berlebihan
- Riwayat hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung dalam keluarga
- Kehamilan
- Anemia
- Penyakit Addison
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Efek obat-obatan, seperti obat antidepresan, penghambat beta, penghambat alfa, levodopa (obat untuk Parkinson), dan sildenafil
- Gangguan jantung
- Konsumsi makanan bergizi
- Membatasi makanan-makanan pantangan baik hipertensi maupun tekanan darah rendah
- Membatasi kafein
- Berolahraga
- Mengelola stres