KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto menilai, pasca tewasnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan di Iran, diperkirakan akan memperuncing ketegangan di Timur Tengah. Ketegangan ini diprediksi dapat membuat harga minyak dunia naik. Sugeng mengatakan, kawasan Timur Tengah merupakan jantung dari produksi minyak dunia. Di satu sisi, posisi Indonesia sudah menjadi net imported Bahan Bakar Minyak (BBM). "Inilah yang kita khawatirkan. Maka sudah waktunya Indonesia sudah harus memperluas sumber-sumber BBM. Tidak semata-mata dari Timur Tengah," ujar Sugeng saat dihubungi Kontan, Kamis (1/8).
Baca Juga: Pertamina Beli Minyak Rusia, Ini Kemungkinan Dampaknya ke Hubungan dengan AS Sugeng mengatakan, potensi sumber minyak baru seperti dari Afrika, Venezuela, dan terakhir misalnya dengan Rusia. Meskipun memang Rusia menjadi negara yang diembargo oleh Amerika Serikat dalam konteks perang Rusia Ukraina. Akan tetapi bagi Indonesia, sejauh itu mungkin, lanjut Sugeng, Indonesia harus memperluas sumber migasnya. Jadi tidak hanya sebatas di kawasan tertentu. "Dan kita dengar akhir akhir ini dengan syarat tertentu minyak Rusia pun bisa dibeli. Memang ini memerlukan kiat-kiat tertentu mengingat negara tersebut diembargo," ucap Sugeng. Sebab, dengan embargo tersebut biasanya mekanisme keuangan dan mekanisme perdagangannya tidak mudah.
Baca Juga: Pemerintah Diminta Hati-Hati Jika Berencana Membeli Minyak dari Rusia "Tapi bisa melalui negara ketiga yang saya dengar bisa melalui China, melalui India, lantas baru masuk ke Indonesia dengan mekaniske skema atau jual beli tertentu," kata Sugeng. Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana menilai tidak ada konsekuensi politik jika Indonesia membeli minyak mentah dari Rusia. Karena politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. "Jadi kita bebas membeli minyak dari mana saja," ujar Hikmahanto. Namun, jika hal itu terjadi, Hikmahanto menilai Amerika Serikat dan sekutunya akan marah karena Indonesia bisa mencari keuntungan. Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, perlunya hati-hati dalam membeli minyak dari Rusia karena ada risiko indonesia terkena sanksi bahkan embargo dari negara barat.
Baca Juga: Harga BBM Naik Mulai 1 Agustus 2024, Cek Harga Pertamax, Shell, Vivo, BP Kondisinya saat ini ada perang Ukraina Rusia. Situasi sedang konflik yang menjadikan ini hal yang abnormal. "Jangan sampai karena dapat minyak harga murah, justru kehilangan potensi perdagangan dan investasi dari negara mitra tradisional indonesia lainnya," ucap Bhima.
Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Hermansyah Y Nasroen mengatakan, Pertamina dalam melakukan pembelian minyak mentah sesuai dengan kebutuhan spesifikasi masing-masing kilang dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku termasuk ketentuan secara internasional. Termasuk pembelian menggunakan mekanisme
price cap. Ketika ditanya soal kemungkinan membeli minyak dari Rusia, Hermansyah menjawab berikut. "Intinya pembelian minyak disesuaikan dengan kebutuhan spesifikasi kilang. Pengadaannya mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku baik dari asalnya maupun ketentuan pengadaan di kita," ujar Hermansyah kepada Kontan, Kamis (1/8). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto