KONTAN.CO.ID - Serangan tentara Zionis Israel di kawasan kamp pengungsi Jabalia, Gaza, membunuh sedikitnya 50 anak-anak dalam dua hari. Badan urusan anak-anak PBB, UNICEF, pada hari Sabtu (2/11) mengatakan anak-anak itu tewas dalam serangan Israel yang menghancurkan dua bangunan tempat tinggal yang menampung ratusan orang. UNICEF mengatakan bahwa mereka sedang melakukan program vaksinasi polio di wilayah utara Gaza ketika kendaraan quadcopter Israel melepaskan serangan udara.
"Serangan terhadap Jabalia, klinik vaksinasi, dan staf UNICEF merupakan contoh lebih lanjut tentang konsekuensi serius dari serangan tanpa pandang bulu (Israel) terhadap warga sipil di Jalur Gaza," kata UNICEF dalam pernyataannya. Sehari setelahnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa tentara Israel menjatuhkan granat kejut di pusat vaksinasi polio di Kota Gaza dan melukai sedikitnya 4 anak.
Baca Juga: Israel Kembali Menyerang Rumah Sakit, 46 Orang Palestina Terbunuh dalam Sehari Tonton: 1 Tahun Perang Gaza dalam Hitungan Israel: Lebih dari 40.000 Target Dibom Anak-Anak Gaza Dilanda Ketakutan
Lembaga amal
Save the Children mengatakan, tingginya jumlah pembunuhan terhadap anak-anak di Gaza menunjukkan bahwa situasi di kawasan tersebut semakin berbahaya untuk semua kalangan. "Anak-anak terus-menerus dibombardir, dalam ketakutan terus menerus," kata Rachel Cummings, Direktur Kemanusiaan dan Ketua Tim
Save the Children International di Gaza, dikutip
Al Jazeera.
Baca Juga: Parlemen Israel Setujui Aturan Pengusiran Warga Palestina dari Tanah Airnya Otoritas kesehatan Palestina mencatat bahwa lebih dari 16.700 anak-anak telah terbunuh oleh serangan militer Israel sejak Oktober 2023. Jumlah itu sepertiga dari total korban tewas sebanyak 43.341. Angka itu dipastikan masih akan terus bertambah.
Dalam satu bulan terakhir saja, Israel telah membunuh lebih dari 1.000 orang Palestina di Gaza utara. Di saat yang sama, tentara Israel juga menutup akses bantuan makanan dan medis serta melumpuhkan fasilitas kesehatan. "Orang-orang terus dibombardir dengan serangan udara. Kita juga tahu bahwa makanan dan air tidaklah cukup. Konvoi makanan dan air ditolak masuk ke wilayah utara. Ini benar-benar bencana. Kiamat sedang terjadi di wilayah utara Gaza," lanjut Cummings.