KONTAN.CO.ID - Tentara Israel pada hari Senin (12/2) melakukan operasi pembebasan dua orang sandera di Rafah. Dalam upayanya tersebut, tentara Israel membunuh 74 warga Palestina. Melansir
Reuters, serbuan militer Israel ke wilayah Rafah hari Senin menyebabkan banyak bangunan hancur, termasuk masjid. Dalam operasi ini Israel mengirim dinas keamanan Shin Bet dan unit polisi khusus. Dua sandera yang dibebaskan adalah Fernando Simon Marman (60) dan Louis Hare (70).
Baca Juga: Tentara Israel Mulai Menyerang Daerah Sekitar Rafah Dua orang tersebut diklaim termasuk dalam 250 orang yang ditangkap dalam serangan militan Hamas pada 7 Oktober di Israel yang memicu perang Israel di Gaza. Stasiun televisi resmi Otoritas Palestina,
Palestine TV, menyebutkan 74 warga Palestina tewas dalam operasi Israel di Rafah. Sayangnya belum ada konfirmasi langsung dari Kementerian Kesehatan Gaza, yang dijalankan oleh Hamas.
Baca Juga: Sekjen PBB: Dunia Memasuki Era Kekacauan, Lebih Buruk dari Perang Dingin Israel akan Terus Memberikan Tekanan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan operasi penyelamatan tersebut membuktikan bahwa militernya akan terus memberikan tekanan kepada Hamas. Pernyataan tersebut sekaligus menunjukkan bahwa Netanyahu telah secara terbuka mengabaikan kekhawatiran internasional mengenai serangan ke Rafah yang selama ini menjadi zona aman bagi rakyat Palestina. Sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, menyambut baik operasi pembebasan sandera, namun tetap mendesak mitranya itu untuk melakukan gencatan senjata dan meningkatkan bantuan untuk Gaza.
Baca Juga: Serangan Israel di Rafah Tewaskan 37 Orang Palestina Juru bicara militer Israel mengatakan, para sandera ditahan di lantai dua sebuah gedung yang akhirnya mampu dibobol dengan bahan peledak. Baku tembak terjadi di gedung-gedung sekitarnya. Warga di Rafah mengatakan, dua masjid dan beberapa bangunan tempat tinggal terkena serangan selama lebih dari satu jam. Serangan itu juga menghancurkan tenda-tenda tempat orang-orang berlindung. Serangan Israel ke Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan 28.340 warga Palestina dan melukai 67.984 orang lainnya. Ribuan orang lainnya masih belum terdata karena diyakini terkubur di bawah reruntuhan.