Tentara Israel tangkap puluhan mahasiswa Palestina, dituduh terlibat aksi teror



KONTAN.CO.ID - RAMALLAH. Militer Israel pada Kamis (15/7) mengumumkan, telah menangkap puluhan mahasiswa Palestina yang sedang belajar di wilayah Tepi Barat yang dikuasai Israel.

Laporan AFP yang dikutip Arab News menyebutkan, Israel menuduh para mahasiswa Palestina yang ditangkap terlibat dalam upaya teror dari Hamas.

Otoritas Palestina mengatakan, puluhan mahasiswa dari Universitas Birzeit ditangkap ketika mereka kembali dengan bus dari desa Turmus Ayya.


Di desa tersebut awal bulan ini, tentara Israel menghancurkan rumah keluarga seorang Palestina-Amerika yang sedang menunggu persidangan atas tuduhan menembak seorang mahasiswa Yahudi.

Pernyataan resmi militer Israel mengatakan, beberapa mahasiswa yang ditangkap telah terlibat langsung dalam kegiatan teror dan sejumlah aktivitas lain di belakangnya.

"Beberapa pihak yang ditangkap terlibat langsung dalam kegiatan teror, termasuk transfer uang, hasutan dan organisasi kegiatan Hamas di Tepi Barat," ungkap militer Israel, seperti dilansir Arab News.

Baca Juga: PM Israel ingin bantuan luar negeri untuk Gaza dilakukan menggunakan sistem voucher

Penangkapan lusinan mahasiswa di Universitas Birzeit dilakukan di bawah operasi gabungan yang melibatkan tentara, polisi, dan badan keamanan domestik Shin Bet.

Seorang juru bicara militer menyatakan pada Kamis, Shin Bet telah mengambil alih penyelidikan.

Menurut Palestinian Prisoners Club, jumlah mahasiswa yang ditahan sekitar 45 orang, 12 orang telah dibebaskan, dan 33 yang masih ditahan seluruhnya adalah laki-laki.

Organisasi tersebut menuduh Israel telah melakukan penangkapan secara sistematis dengan tujuan untuk menghalangi pendidikan ratusan mahasiswa Palestina.

Universitas Birzeit yang menjadi lembaga pendidikan para mahasiswa memohon komunitas internasional untuk segera campur tangan untuk memastikan pembebasan para mahasiswanya.

Selanjutnya: Tentara Israel kembali menghancurkan permukiman Palestina di Tepi Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News