TEPPA Pesimis target penyerapan anggaran bisa 99%



JAKARTA. Hingga sepuluh bulan pertama tahun ini, realisasi penyerapan belanja negara belum menunjukkan perbaikan yang berarti. Berdasarkan evaluasi dari Tim Evaluasi Percepatan dan Percepatan Penyerapan Anggaran (TEPPA) pada tahun ini masih terjadi penumpukan pencairan anggaran di akhir tahun. Alhasil, TEPPA memperkirakan penyerapan anggaran negara tahun ini sulit untuk mencapai 99%. Data Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan menyebutkan, per 31 Oktober 2012 realisasi belanja negara baru terapai Rp 1.072,6 triliun atau 69,3% dari pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 1.548,3 triliun. Sedangkan realisasi belanja pemerintah pusat baru Rp 681,5 triliun atau 63,7% dari pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 1.069,5 triliun. Ketua TEPPA Kuntoro Mangkusubroto menyebutkan hasil pemantauan TEPPA kinerja penyerapan anggaran belanja pemerintah tahun ini mulai ada perbaikan. Namun, perbaikan kinerja penyerapan anggaran belum menunjukkan hasil yang signifikan. "Kecenderungan untuk melakukan pembelanjaan di ujung tahun masih terjadi," ujarnya pekan ini. Setidaknya ada beberapa faktor yang membuat penyerapan belanja pemerintah belum optimal. Di antaranya, proses lelang yang tertunda dan kecenderungan kontraktor yang melakukan penagihan di akhir tahun anggaran.

KEN: Realisasi tersebut mengecewakan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung (CT) menuturkan realisasi belanja pemerintah dalam tiga kuartal pertama tahun ini agak mengecewakan. "Pencairan anggaran masih saja jor-joran di kuartal IV," katanya. Padahal, CT berharap penyerapan anggaran harusnya dimulai sejak kuartal I sekitar 20%, kemudian disusul pada kuartal II dan kuartal III masing-masing realisasinya sebesar 40% dan 60%. Menurutnya, penumpukan pencairan anggaran belanja pemerintah ini membuat pemerintah kehilangan momentum pendukung pertumbuhan.

"Pencairan anggaran masih saja jor-joran di kuartal IV," Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung (CT).


Dengan pola penyerapan anggaran seperti ini, Kuntoro bilang pemerintah sulit mencapai realisasi penyerapan anggaran 99% hingga akhir tahun nanti. Alasannya, perbaikan pelaksanaan anggaran yang dilakukan pemerintah tahun ini masih sangat terbatas. Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo optimis realisasi penyerapan anggaran belanja tahun ini akan lebih baik ketimbang tahun lalu. "Sampai akhir tahun daya serap belanja K/L diperkirakan 92,6%," katanya beberapa waktu lalu. Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Agus Suprijanto menambahkan, estimasi penyerapan anggaran K/L sampai akhir tahun yang sebesar 92,6% ini sudah cukup baik. Pada tahun-tahun sebelumnya, Agus menjelaskan realisasi penyerapan anggaran K/L rata-rata hanya 90%. Percepatan APBD Jadi Tantangan Kuntoro berharap, pada tahun depan realisasi penyerapan anggaran belanja pemerintah secara keseluruhan akan lebih baik lagi. Hanya saja, ia mengingatkan untuk tahun depan ada satu tantangan percepatan pelaksanaan anggaran yang datang dari daerah. Menurutnya, mulai tahun depan pemerintah daerah baru bisa melaksanakan proses pengadaan atau pelelangan setelah RAPBD disahkan. "Ini akan jadi persoalan tahun depan," ujar Kuntoro. Di satu sisi, pengesahan APBD sebagai syarat dimulainya proses pengadaan barang dan jasa di daerah dilakukan untuk mendorong percepatan pengesahan APBD. Hanya saja, dalam kenyataannya selama ini masih banyak pemerintah daerah yang lambat dalam menyelesaikan APBD nya. Makanya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo beberapa waktu lalu telah menghimbau agar pemerintah daerah segera menyelesaikan penyusunan APBD 2013 sebelum akhir tahun ini. Ini dilakukan untuk mendorong percepatan realisasi penyerapan anggaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: