KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa sanksi AS atas pembelian rudal S-400 dari Rusia menunjukkan rasa tidak hormat pada sekutunya. Sebelumnya sejumlah sumber mengatakan Washington siap untuk mengambil langkah sanksi yang kemungkinan akan memperburuk hubungan bilateral kedua negara. Lira Turki jatuh hampir 2% setelah
Reuters melaporkan sanksi AS akan diumumkan segera pada hari Jumat waktu setempat dan menargetkan Direktorat Industri Pertahanan Turki.
Baca Juga: Pandemi tak menyurutkan kekayaan orang terkaya di Jepang ini Aturan itu akan diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump ketika Presiden terpilih Joe Biden bersiap untuk menjabat pada 20 Januari nanti, dan dapat menguji diplomasi yang sudah tegang oleh sejumlah perselisihan mulai dari konflik di Suriah hingga seorang ulama Turki yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat. “Bagi Amerika, untuk bangkit dan menghadapi Turki dengan masalah seperti CAATSA adalah rasa tidak menghormati mitra NATO yang sangat penting,” kata Erdogan tentang apa yang disebut sanksi CAATSA, yang menargetkan kesepakatan senjata dengan Moskow. "Setelah transfer kekuasaan AS, kami tidak diragukan lagi akan melihat tren tersebut dengan lebih jelas," tambah Erdogan. Ekonomi Turki dan hubungan dengan Barat bisa mendapat lebih banyak tekanan dari perjanjian terpisah oleh para pemimpin Uni Eropa untuk menerapkan sanksi atas klaim lepas pantai Mediterania. Lira, yang telah mencapai serangkaian rekor terendah dan termasuk yang berkinerja terburuk di pasar negara berkembang pada tahun ini, usai melemah melewati 8 dolar untuk pertama kalinya dalam dua minggu.
Baca Juga: Mata-matai Iran, AS kirimkan dua pesawat ini Depresiasi mata uang sebesar 25% telah memperburuk dampak ekonomi dari pandemi virus corona di tahun ini, dan memperburuk cadangan valas Turki yang menipis dan inflasi setinggi dua digit. Ankara memperoleh sistem S-400 pada pertengahan 2019 dan mengatakan mereka tidak menimbulkan ancaman bagi sekutu dan tidak akan diintegrasikan ke dalam pertahanan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO). Sementara Washington mengatakan S-400 adalah ancaman dan tahun lalu menghapus Turki dari program jet F-35.
Editor: Tendi Mahadi