Terancam pemangkasan gaji hingga 50%, Filipina stop kirim tenaga kerja ke Arab



MANILA. Pemerintah Filipina tolak permintaan menurunkan upah minimum bagi pembantu rumah tangga yang dikirim ke Arab Saudi. Sebab, jika permintaan Saudi tersebut dipenuhi, upah minimum pembantu rumah tangga Filipina akan digunting hingga 50%.

Pemerintah Filipina telah menyatakan menghentikan pengiriman pembantu rumah tangga ke Kerajaan Arab Saudi hingga ada kesepakatan mengenai gaji minimum.

Informasi saja, selama ini Filipina mengirimkan sekitar 13.000 PRT per tahun ke Arab Saudi. Penangguhan pengiriman tenaga kerja domestik tersebut mungkin akan menimbulkan dampak besar bagi kedua negara.


Sengketa soal upah minimum mulai mengemuka Maret lalu, ketika pemerintah Filipina mengumumkan pekerja domestik dari negeri itu harus digaji setidaknya 400 dollar atau kurang dari Rp 3,5 juta per bulan di Arab Saudi plus dijamin mendapatkan kondisi kerja yang manusiawi.

Namun, Arab Saudi secara tersirat menghendaki upah minimum bagi tenaga kerja domestik asal Filipina hanya setengah dari jumlah tersebut.

Pemerintah Filipina menyatakan negara itu memberlakukan syarat-syarat baru untuk menjamin perlakuan sepatutnya bagi warganya yang bekerja di luar negeri, setelah beberapa pembantu rumah tangga di Saudi mengadukan bahwa mereka menjadi korban penganiayaan dan penunggakan pembayaran gaji.

Keberadaan warga Filipina yang bekerja di luar negeri memiliki arti penting bagi negara Asia Tenggara tersebut. Sekitar empat juta orang Filipina bekerja di luar negeri, termasuk satu juta orang yang mencari riyal di berbagai perusahaan dan rumah di Arab Saudi.

Pengiriman uang oleh warga yang bekerja di luar negeri sangat membantu ekonomi nasional Filipina. Dengan peluang kerja di dalam negeri terbatas, banyak warga Filipina juga mengandalkan negara lain untuk mendapatkan kesempatan kerja dan memperoleh pendapatan untuk keluarga mereka dengan beragam risiko.

Editor: