Terapi stem cell untuk penyembuhan pasien Covid-19 masih perlu serangkaian uji klinik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terapi stem cell atawa sel punca membuka harapan baru dalam penanganan wabah virus Covid-19.

Epidemiolog dari Griffith University di Australia, Dicky Budiman mengatakan, sel punca merupakan imunomodulator (obat yang dapat memodifikasi respon imun tubuh) yang sangat kuat serta berperan sebagai agen anti inflamasi.

Manfaatnya, sel punca dapat menormalkan sistem imunitas yang tadinya terganggu oleh infeksi covid-19. “Beberapa riset awal memang memberikan hasil, ada recovery yang lebih cepat (pada pasien),” kata  Dicky kepada Kontan.co.id, Rabu (14/4).


Baca Juga: Menristek: Pasien Covid-19 gejala berat 2,5 kali lebih mudah sembuh dengan stem cell

Meski begitu, karena masih tahap awal, Dicky menegaskan, opsi terapi sel punca bagi pasien Covid-19 masih perlu diteliti melalui serangkaian uji klinis lebih lanjut. Tahapannya sama dengan tahapan uji klinis untuk penggunaan vaksin Covid-19 yang baru-baru ini dilakukan.

Di Indonesia sendiri, tahapan penelitian terapi sel  punca untuk penyembuhan pasien Covid-19 masih berlangsung. Merujuk kepada pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, beberapa lembaga seperti RSCM dan RS Indonesia sedang meneliti penggunaan terapi tersebut untuk penyembuhan pasien Covid-19.

Makanya, Dicky memperkirakan bahwa opsi terapi sel punca untuk penyembuhan pasien Covid-19 belum bisa dijadikan strategi penanganan Covid-19 dalam waktu dekat.

“(Terapi stem cell) cukup menjanjikan tapi masih banyak hal yang harus dilakukan untuk riset stem cell pada kasus Covid-19 ini,” ujarnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Cegah penularan virus corona di rumah, pahami urutan gejala Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat