KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melalui metode pemboran satu tapak banyak sumur (cluster drilling) Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mempercepat proses pemboran dengan memangkas waktu dan biaya pengadaan dan konstruksi tapak sumur di Lapangan Petani, dengan nilai efisiensi hingga Rp 248 miliar pada tahun ini. Melalui penerapan cluster drilling, PHR menargetkan 50 sumur untuk diselesaikan pada tahun 2024 di Lapangan Petani. Jumlah ini meningkat pesat dari jumlah rata-rata pemboran sejak alih kelola WK Rokan ke PHR pada tahun 2021 - 2022. EVP Upstream Business PHR, Andre Wijanarko, mengatakan, pemboran serta konstruksi produksi satu sumur lazimnya dilakukan di atas satu tapak (wellpad).
Baca Juga: SKK Migas dan Pertamina EP Temukan Gas dan Kondensat di Sumur Tedong Morowali Proses pengadaan tapak didahului dengan pembebasan lahan, stabilisasi tapak melalui pemadatan, penyediaan jalan operasi, jaringan listrik hingga membangun pipa-pipa penyalur ke jaringan distribusi utama. Melalui inovasi clustering drilling, pemboran beberapa sumur produksi dilakukan di atas satu tapak, dengan menggunakan metode
directional drilling. “Sejak PHR mengambil alih kelola lapangan-lapangan minyak di Wilayah Kerja Rokan pada 2021 lalu, Lapangan Petani menjadi salah satu lapangan primadona dengan produksi minyak terbesar di WK Rokan. Inovasi semacam ini perlu dilakukan untuk mencapai target jumlah eksekusi pemboran yang terus meningkat di WK Rokan”, ujar Adre dalam keterangan resmi, Selasa (8/10). Andre menuturkan metode ini juga secara signifikan mengurangi pergerakan zig-zag rig dari satu tapak sumur ke tapak lain, yang tentu saja mengurangi potensi insiden. Inisiatif ini dapat memangkas setidaknya 15% biaya pemboran. Mulai dari pembebasan lahan, penyediaan tanah timbun, hingga potensi masalah sosial.
Baca Juga: Ini Empat Jurus Pemerintah Genjot Investasi Hulu Migas Adapun, Pihak Tim Asset Development (AD) North sebagai penanggung jawab inisiatif tersebut mengungkapkan bahwa cluster drilling terinspirasi dari metode pemboran lepas pantai (offshore), di mana beberapa sumur diakomodir di satu platform. Tim AD North menjelaskan pihaknya menggunakan transformasi digital dan automasi yang mereka sebut SMART-CDSL (Cluster Drilling Selective Location) untuk menetapkan titik sumur dan arah pemboran masing-masing sumur. Penetapan titik sumur dan arah pemboran dilakukan melalui evaluasi dan integrasi antara lokasi target reservoir, lokasi tapak AMDAL yang tersedia pada area wellpad baru, hingga evaluasi potensi kolisi dengan sumur eksisting.
Baca Juga: Pertamina Hulu Rokan (PHR) Tingkatkan Produksi Minyak 2.000 Barel dari Lapangan Obor Seluruh data kemudian dikalkulasi menggunakan bantuan Artificial Intelligence. Cycle time dari tahapan persiapan hingga eksekusi pemboran dapat dipercepat secara signifikan. Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus mengapresiasi inovasi-inovasi orang-orang muda PHR dalam menghadapi tantangan operasi. "Kami mencatat banyak inisiatif yang tidak saja mampu menghemat biaya operasi, mempercepat proses tanpa mengorbankan keselamatan, tapi juga meningkatkan produksi,” ujar Rikky. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli