KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan baja swasta terbesar di Indonesia, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) berhasil mengolah limbah pabrik menjadi produk lain yang bermanfaat, diantaranya menjadi green aggregate, yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Pengolahaan ini dalam upaya penerapan konsep ekonomi sirkular, zero waste dan green environment Presiden Direktur GGRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng mengatakan, GGRP memanfaatkan sisa limbah produksi pembuatan baja (steel slag) untuk dijadikan green aggregate. Inovasi green aggregate ini merupakan bagian dari filosofi zero waste yang mendorong masyarakat untuk bijak dalam memaksimalkan sumber daya, sehingga produk-produk bisa digunakan kembali. “Ini akan membentuk ekonomi sirkular (circular economy), sebuah sistem ramah lingkungan yang mempertahankan nilai material agar dapat digunakan berulang-ulang,” terang Sangkaeng dalam siaran pers, Jumat (26/8).
Baca Juga: Ada Mesin Baru, Gunung Raja Paksi (GGRP) Siap Genjot Produksi Upaya tersebut, lanjutnya, juga merupakan bentuk implementasi program Environment, Social, and Governance (ESG) perusahaan. Dalam memproduksi green aggregate, steel slag terlebih dahulu dipisahkan dan kemudian dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil. Material ini mengandung beberapa oksida seperti CaO, MgO, FeO, MnO dan SiO yang bermanfaat bagi industri lain dan lingkungan. “Kami memproduksi lima jenis green aggregate berdasarkan ukuran. Tipe Pasir berukuran 0-4 mm, Tipe Screening 4-8 mm dan 8-12 mm, serta Tipe Split berukuran 12-20 dan 20-50 mm,” jelas Sangkaeng. Pembagian atas berbagai kategori ukuran tersebut, jelasnya, untuk menyesuaikan dengan industri pengguna. Misal, produk yang sesuai untuk industri batako dan paving block adalah Tipe Pasir. Sedangkan industri beton ready mix dan kontraktor PU road base jalan, bisa mengunakan tipe pasir, screening, dan split. Menurut pria yang akrab disapa Argo ini, aplikasi pemanfaatan green aggregate sudah banyak dikembangkan di berbagai negara maju. Selain bidang konstruksi, green aggregate ini juga bisa dimanfaatkan di bidang lain seperti pertanian. Silika pada green aggregate sangat baik sebagai media pupuk untuk meningkatkan figur tanaman dan daya tahan terhadap penyakit. Selain itu, green agregate juga berpori, dan bersifat basa sehingga efektif dalam menetralisir keasaman tanah Sedangkan untuk konstruksi jalan, green aggregate bersifat keras, tahan aus, adhesif, dan kasar. Dengan demikian, kualitasnya tidak diragukan sebagai konstruksi jalan. Dus, kata Argo, penggunaan green aggregate bisa menjadi salah satu solusi yang tepat supaya pembangunan dapat terus berlangsung tanpa merugikan lingkungan dan tanpa mengurangi kualitas beton.
Baca Juga: Genjot Penjualan Ekspor, Gunung Raja Paksi (GGRP) Pasok Produk Baja ke Selandia Baru Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat