Terbantu harga minyak dan kurs, pemerintah berhasil hemat belanja subsidi energi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat realisasi belanja subsidi pemerintah sepanjang semester I 2019 menurun dibandingkan tahun lalu. Hingga akhir Juni 2019, realisasi belanja subsidi secara keseluruhan mencapai Rp 71,9 triliun atau 32% dari pagu anggaran sebesar Rp 224,3 triliun.

Belanja subsidi tersebut mengalami penurunan 2,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).

Baca Juga: Waspadai risiko shortfall pajak melebar hingga akhir tahun 2019


Subsidi energi yang terdiri dari subsidi BBM, LPG Tabung 3 kilogram (kg), dan listrik mengalami kontraksi pertumbuhan 5,6% yoy. Sepanjang semester I-2019, belanja subsidi energi hanya sebesar Rp 56,2 triliun atau 35,1% dari pagu APBN yang sebesar Rp 160 triliun.

“Subsidi semester satu lebih rendah dibandingkan tahun lalu karena pergerakan ICP (Indonesian Crude Price) yang lebih rendah,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Selasa (16/7), dalam laporan kinerja APBN Semester I-2019 di Badan Anggaran DPR RI.

Baca Juga: Penerimaan pajak seret di paruh pertama 2019, ini saran ekonom Indef

Sepanjang semester satu, realisasi ICP hanya US$ 63 per barel, jauh di bawah asumsi makro dalam APBN 2019 yang sebesar US$ 70 per barel. Begitu juga dengan kurs rupiah yang lebih kuat yaitu Rp 14.197 per dollar AS, lebih rendah dari asumsi Rp 15.000 per dollar AS.

Realisasi ICP dan kurs rupiah tersebut memengaruhi harga keekonomian barang-barang energi yang disubsidi tersebut. Menkeu merinci, harga keekonomian minyak solar di semester pertama menjadi sebesar Rp 8.630 per liter dengan subsidi Rp 2.000 per liter, serta harga keekonomian LPG Tabung 3 kg sebesar Rp 11.404 per kg dengan subsidi Rp 6.500 per kg.

Baca Juga: Semester I 2019, defisit anggaran mencapai Rp 135,8 triliun

“Realisasi belanja subsidi listrik juga dipengaruhi oleh perkembangan ICP yang membuat tarif keekonomian listrik Rp 1.556 per kWH,” lanjutnya.

Hingga akhir tahun, pemerintah memproyeksi (outlook) belanja subsidi energi akan lebih rendah dari pagu yang ditetapkan. Berdasarkan outlook, belanja subsidi energi secara keseluruhan hanya akan mencapai Rp 142,59 triliun atau 89,2% dari APBN 2019 yang sebesar Rp 159,97 triliun.

Baca Juga: Ini dia langkah Kementerian ESDM ciptakan harga gas yang kompetitif

Belanja subsidi BBM dan LPG Tabung 3 Kg diproyeksi mencapai Rp 90,28 triliun atau 89,7% dari pagu. Sementara, belanja subsidi listrik diproyeksi Rp 52,31 triliun atau 88,2% dari pagu hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli