KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) dan perusahaan asal Taiwan, Foxconn bakal berkolaborasi membangun ekosistim electric vehicle (EV) dan ekosistem elektronik di Indonesia. Perusahaan akan membangun pabrik dengan mengandalkan bahan baku lokal. Arsjad Rasjid Direktur Utama PT Indika Energy Tbk mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan Foxconn. "Concept BOL (build operate localize), lokalisasi industri, membangun ecosystem dimana akan involve industri kecil menengah dan UMKM," kata Arsjad kepada KONTAN, Senin (25/7). Dia berhara dengan konsep yang diusung meningkatkan lokalisasi industri maka Indonesia akan bisa mengikuti Jepang, China, dan Korea Selatan.
Ia mengatakan, kerjasama dengan Foxconn tersebut saat ini masih dalam proses. "Masih pembahasan," terang Ketua Umum Kadin Indonesia itu. Arjad menjelaskan, pihaknya tetap akan terus membangun pabrik motor listrik di Indonesia. Sedangkan kerjasama antara IBC, Foxconn dan Indika juga akan terus berjalan. Untuk motor listrik, Indika menggarap segmen usaha kendaraan listrik dengan menargetkan PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) meluncurkan kendaraan listrik roda dua di semester II 2022. Indika Energy menguasai 99,9975% saham PT EMI dan sisanya sebanyak 0,0025% dikuasai oleh PT Indika Energy Infrastructure (IEI) yang juga merupakan anak usaha INDY. PT EMI memang sejatinya dibuat untuk mengembangkan dan menjual kendaraan listrik roda dua.
Head of Corporate Communication Indika Energy, Ricky Fernando mengatakan, Electra Mobilitas Indonesia (EMI) berencana meluncurkan kendaraan listrik roda duanya di semester II tahun ini. “Saat ini kami masih melakukan kajian terkait target penjualan,” ujarnya seperti dikutip
Kontan.co.id, Minggu (3/7). Meski belum bisa memberikan gambaran target penjualan dalam waktu dekat, Ricky mengatakan, pihaknya membuka peluang bekerja sama dengan pihak dalam negeri maupun luar negeri, seperti halnya kemitraan yang telah dilakukan bersama Alpha JWC Ventures dan Horizons Ventures dalam mengembangkan kendaraan listrik roda dua dan ekosistemnya. “Salah satu tujuan kami adalah untuk mendukung target pemerintah mencapai 3,2 juta unit kendaraan listrik roda dua pada tahun 2035,” ujarnya. Di tahun ini, Indika Energy semakin mematangkan rencananya di segmen usaha kendaraan listrik. Baru-baru ini, pada Juni 2022 Indika Energy melalui anak usahanya mendirikan entitas usaha baru bernama PT Mitra Motor Group yang secara khusus bergerak di sektor kendaraan listrik. Entitas usaha baru ini didirikan oleh anak perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dimiliki 100% oleh INDY, yaitu PT Indika Energy Infrastructure dan PT Solusi Mobilitas Indonesia. Komposisi pemegang saham entitas usaha anyar ini ialah sebagai berikut, sebanyak 99,9975% saham dikempit oleh PT Solusi Mobilitas Indonesia sebesar dan 0,0025% saham dimiliki PT Indika Energi Infrastructure. Ricky menjelaskan, tujuan dibuatnya MItra Motor Group karena pihaknya ingin berperan aktif dalam pengembangan kendaraan listrik dan ekosistemnya di Indonesia. Di sektor kendaraan listrik roda dua, INDY tidak hanya menjual unit tapi juga mengembangkan ekosistemnya seperti charging station dan battery swapping. Adapun setelah sebelumnya menjajaki kerja sama dengan PT Indonesia Battery Corporation (IBC), Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn), dan Gogoro Inc. untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, Indika telah menggaet dua partner baru. Purbaja Pantja, Director and Group Chief Investment Officer Indika Energy menjelaskan, selaras dengan strategi untuk diversifikasi khususnya dalam rangka ekspansi ke sektor usaha kendaraan listrik, Indika mendirikan anak perusahaan dengan nama PT Ilectra Motor Group sebagai perusahaan ventura dan induk usaha bisnis kendaraan listrik roda dua. “Pada 19 Mei 2022, Alpha JWC dan Horizons Ventures telah menandatangani perjanjian pinjaman yang dapat dikonversi pada PT Ilectra Motor Group sejumlah US$ 7,5 juta dengan konversi kepemilikan saham sebesar 21,4% (gabungan Alpha JWC dan Horizon Ventures,” jelasnya dalam paparan publik Jumat (20/5). Adapun perincian komposisi kepemilikan saham di PT Ilectra Motor Group adalah sebagai berikut, sebanyak 78,6% saham dipegang Indika Energy dan 21,4% milik gabungan antara Alpha JWC dan Horizon Ventures. Purbaja memaparkan bahwa Alpha JWC dan Horizon Ventures adalah dua perusahaan modal ventura terkemuka. Dilihat dari pengalamannya, Alpha JWC telah berpengalaman di Asia Tenggara sementara Horizon Ventures di Hongkong. Keduanya sudah lama berkecimpung di bidang investasi perusahaan berbasis teknologi. Dia memaparkan, selain investasi dari kedua partner tersebut yang senilai US$ 7,5 juta, Indika juga akan melakukan investasi tambahan senilai US$ 7,5 juta. Maka total investasi yang dilakukan berkaitan dengan perjanjian ini senilai US$ 15 juta. Secara umum, Indika Energy melihat peluang bisnis kendaraan motor listrik di Indonesia sangat potensial. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan 2 juta unit kendaraan listrik mengaspal di Indonesia pada 2025. Adapun target ini terus meningkat menjadi 4 juta unit di 2035.
“Ini adalah suatu tren yang sangat baik. Kami menjajaki pasar motor listrik di Indonesia karena melihat potensinya dari segi volume maupun juga nilainya,” ungkapnya. Purbaja menekankan, Indika ingin hadir memberikan solusi mobilitas yang meliputi ekosistem kendaraan listrik. Jadi tidak hanya kendaraannya saja, tetapi juga pihaknya ingin memastikan bahwa penggunaan teknologi kekinian, bisa memberikan sesuatu yang lebih ke calon pelanggan. “Kami bisa memberikan sesutau yang lebih mulai dari discovery kendaraan motor sampai mereka beli, dan sampai penjual juga. Kami akan memberikan ekosistem yang lengkap ke depannya,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini