Terbawa sentimen krisis energi, harga CPO pecah rekor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak Crude Palm Oil (CPO) kembali melambung pada perdagangan hari ini, Kamis (30/9). Tercatat, harga CPO kontrak Desember 2021 di Bursa Malaysia Derivative Exchange ditransaksikan menguat 2,09% ke MYR 4.548 per ton. Level tersebut sekaligus jadi yang paling tinggi sepanjang sejarah. 

Founder Traderindo.com Wahyu Laksono mengungkapkan, kenaikan harga CPO kali ini tidak terlepas dari adanya krisis energi yang melanda Eropa. Di satu sisi, permintaan CPO dari China juga terus mengalami penguatan. Alhasil kedua sentimen global tersebut ikut menjadi katalis positif bagi harga CPO.

Wahyu menjelaskan, CPO yang merupakan bahan dasar dari biodiesel juga punya irisan kuat dengan komoditas energi. Menurutnya, ketika harga minyak mentah mengalami kenaikan, maka penggunaan biodiesel bisa jadi lebih kompetitif seiring dengan pergeseran tren kebijakan bauran energi yang lebih ramah lingkungan. 


“CPO yang merupakan bahan baku pembuatan biodiesel bisa menjadi substitusi minyak mentah. Sehingga, ketika harga minyak mentah naik, harga CPO juga akan ikut naik,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Kamis (30/9).

Baca Juga: Dorong program biodiesel, kemitraan dengan petani sawit terus didorong

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menambahkan, naiknya harga CPO seiring dengan terhambatnya produksi CPO sepanjang kuartal III-2021. 

Di satu sisi, permintaan masih terjaga tinggi. Bahkan, ia memperkirakan, tren penguatan harga CPO setidaknya masih dapat berlanjut pada kuartal IV-2021.

“Dampak dari pandemi yang berkepanjangan memberikan tekanan pada produksi di tengah turunnya produksi dari Malaysia,” imbuh Okie.

Selain itu, Okie juga menilai persaingan harga dari sesama minyak nabati juga ikut memberikan pengaruh terhadap kenaikan harga CPO menjelang akhir tahun. Berkaca dari pergerakan historis, Okie memproyeksikan harga CPO bisa bergerak menuju MYR 4.750 per saham.

Senada, Wahyu meyakini selama tren kenaikan harga komoditas energi masih terjadi, maka akan menjadi penyokong kenaikan harga CPO ke depan. Bahkan, ia menilai rekor harga CPO masih berpotensi untuk terjadi kembali. Proyeksinya, kisaran harga MYR 4.600 - MYR 4.800 masih sangat memungkinkan selama tren energi masih kuat.

Sementara untuk katalis negatif yang berpotensi bisa menghambat kenaikan harga CPO adalah kondisi pasokan yang membaik. Menurut Wahyu, hal ini baru mulai terjadi pada tahun depan ketika produksi CPO bisa meningkat seiring aktivitas ekonomi yang mulai menggeliat dan diangkatnya pembatasan sosial.

Pada sisa akhir tahun ini, perkiraan Wahyu harga CPO akan bergerak pada rentan MYR 3.800 - MYR 4.700 per ton.

.

Selanjutnya: Harga CPO Diperkirakan Akan Melemah Bertahap di Kuartal IV-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi