Terbelit kasus, hindari saham-saham Grup Lippo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar kasus yang tengah mendera Grup Lippo sepertinya akan merembet kepada pergerakan saham mereka. Pasalnya kasus ini menjerat proyek prestisius Lippo yakni mega proyek Meikarta.

Asal tahu saja, Lippo menggelontorkan investasi dalam jumlah besar untuk proyek ini yakni Rp 278 triliun. Dana tersebut merupakan gabungan investasi dari kelompok Lippo sendiri. Ini sekaligus juga menjadi investasi terbesar yang pernah dilakukan Grup Lippo setelah 67 tahun berdiri.

Kondisi terebut direspon dengan anjloknya saham-saham Grup Lippo. Berdasarkan data RTI pada perdagangan hari ini, Selasa (16/10) hingga pukul 15.00 WIB saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 5,52% ke level Rp 274 per saham, disusul oleh saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang turun lebih dalam sebesar 10,47% ke level Rp 1.240 per saham.


Selain itu, tercatat saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) pun ikut turun 1,78% ke level Rp 166 per saham. PT Lippo Securities Tbk ikutan anjlok hingga 4,04% ke level Rp 95 per saham.

William Hartanto, Analis Panin Sekuritas mengatakan, kasus yang sedang mendera Lippo ini sedikit banyak akan membuat mata investor akan tertutup.

“Ini akan membuat kasus ini menjadi sentimen utama pergerakan saham mereka. Tentu akan berdampak negatif,” ujar William kepada kontan.co.id, Selasa (16/10).

Walaupun dampaknya akan terasa di LPCK dan LPKR, namun menurutnya ini juga akan berdampak ke lini bisnis non properti Grup Lippo seperti MPPA, LPPF dan MLPL. William  menyarankan investor sebaiknya wait and see saham-saham grup ini di kondisi sekarang dan ikuti perkembangan kasus yang ada.

William menilai, masih banyak saham properti lain yang layak dicermati. Saham-saham ini terdampak sentimen positif relaksasi loan to value (LTV). Relaksasi LTV adalah pelonggaran uang muka bagi nasabah untuk kredit rumah. “Seburuk apapun rupiah dan faktor eksternal saat ini, keberhasilan LTV tetap akan terlihat,” tutup William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati