Terbiasa dengan perang dagang dan Brexit, bursa Asia menguat tipis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Asia hari ini bergerak menguat. Selasa (3/9) pukul 8,57 WIB, indeks Nikkei 225 naik 0,18% ke 20.658. Hang Seng menguat 0,24% ke 25.685.

Indeks Shanghai turun tipis 0,07% ke 2.921. Indeks Shenzhen menguat 0,19% ke 1.617.

Taiex naik tipis 0,05% ke 10.641. Sedangkan indeks Kospi menguat 0,25% ke 1.973. Straits Times pun naik 0,18% ke 3.088. FTSE Bursa Malaysia justru turun 0,41% ke 1.605.


Amerika Serikat (AS) mulai mengenakan tarif 15% pada berbagai barang China pada hari Minggu. China mulai mengenakan tarif baru pada minyak mentah AS.

Baca Juga: Warga Argentina ramai-ramai menarik dana di bank

Meskipun Presiden AS Donald Trump mengatakan kedua belah pihak masih akan bertemu untuk pembicaraan akhir bulan ini, ketegangan perang dagang belum mereda. Kemarin, China mengatakan telah mengajukan pengaduan terhadap AS di WTO atas bea masuk AS.

China mengatakan, kenaikan tarif ini melanggar konsensus yang dicapai oleh para pemimpin China dan AS dalam pertemuan di Osaka.

"Kita memiliki begitu banyak masalah di seluruh dunia, mulai dari perang dagang AS-China dan Brexit. Tetapi investor tampaknya mulai terbiasa," kata Hiroyuki Ueno, ahli strategi senior di Sumitomo Mitsui Trust Asset Management kepada Reuters.

"Tidak ada yang benar-benar berpikir AS dan China akan menyelesaikan masalah. Tetapi selama ekonomi AS terus berjalan, penurunan pasar saham akan terbatas," imbuh Ueno.

Baca Juga: Pasar saham global dibayangi perang dagang dan krisis Argentina

Selain kenaikan tarif AS dan China, pasar global menghadapi sentimen negatif dari krisis Argentina dan no-deal Brexit yang disokong oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. 

Ketiga sentimen negatif tersebut mengiringi kekhawatiran perlambatan ekonomi global.  Sejumlah PMI manufaktur yang dirilis menunjukkan bahwa aktivitas pabrik masih tertekan pada bulan Agustus lalu. 

Hari ini, Institute for Supply Management (ISM) akan merilis survei manufaktur AS. Hingga saat ini, ISM masih berada di atas 50 meski aktivitas manufaktur menurun. Jika ISM yang dirilis hari ini bagus, maka tekanan turun pasar saham menjadi lebih terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati