Terbitkan obligasi, Pertamina perkuat sektor hulu



JAKARTA. Tahun depan, PT Pertamina (Persero) akan menerbitkan dana obligasi jangka panjang sekitar US$ 5 miliar yang akan fokus digunakan di bidang Hulu Minyak dan Gas Bumi.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Sutjipto mengatakan, dengan dana obligasi tersebut, pihaknya akan memfokuskan di bagian investasi dan upgrading kilang, peningkatan produksi Blok Cepu. “Dana tersebut akan kita mulai segera,” kata Dwi Sutjipto di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (8/12).

Selain itu tahun depan, Pertamina kata Dwi telah mengajukan ke Kementerian BUMN untuk tidak membayar deviden. Dana deviden yang tidak disetor kata Dwi akan digunakan untuk melakukan upgrading kilang. “Dananya akan digunakan untuk itu, upgrade kilang saja biayanya bisa sampai US$ 25 miliar,” kata dia.


Dana deviden yang dikeluarkan Pertamina berdasarkan histori yang ada, yakni, 30% - 35% dari net profit. Diperkirakan sekitar US$ 3 miliar. Dari kedua dana tersebut, di tahun 2015m Pertamina juga akan meningkatkan stok nasional dari 12 hari menjadi 30 hari.

Sementara itu, Direktur Keuangan Pertamina, Arif Budiman mengatakan, dari sisi Capex. Tahun depan, akan banyak dikeluarkan untuk sektor Hulu khususnya dalam bidang investasi dan akuisisi tentunya. “Kita akan perlu melakukan upgrade kilang karena kilang kita sudah tua semua, agar bisa kompetetif kilangnya kita memerlukan investasi yang cukup besar,” jelas dia di Kementerian BUMN, Senin (8/12).

Dia melanjutkan, Pertamina akan meningkatkan Capex produktif dengan menerbitkan obligasi di tahun 2015. "Obligasi sekitar US$ 5 miliar, lebih banyak difokuskan untuk kegiatan upstream,” tandas dia.

Bebas deviden

Terkait itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, Pertamina memang harus berdaulat di bidang energi. Namun, factor keunagan juga menjadikan penentu untuk menekankan optimalisi produksi secara efisien.

Maka dari itu, di tahun 2015, Rini mengusulkan kepada Pertamina agar tidak membayar Deviden. "Hal itu dimungkinkan untuk mendapatkan efisiensi, apakah Pertamina membutuhkan penanaman modal negara," kata Rini di Kantor Kementerian BUMN, Senin (8/12).

Dividen tersebut jika tidak disetor kata Rini, wajib digunakan Pertamina untuk kegiatan investasi di bidang energi seperti berpartner atau akuisisi blok yang akan dilakukan. "Selanjutnya direksi yang melakukan itu," pungkasnya.

Selain itu, mengenai transparansi dalam pelaporan keuangan, Pertamina harus memiliki global standar, Maka dari itu Rini bilang. Nantinya, Pertamina akan mengeluarkan obligasi di Indonesia atau di New York sebagai pendorong Pertamina agar bisa mempunyai standar yang sama dengan perusahaan minyak di dunia.

"Hal itu dilakukan untuk menjadikan modal Pertamina, agar bisa bersaing dengan perusahaan minyak dunia,” tandas Rini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto