Terbukti! Kebijakan New Normal bikin ekonomi di Kepri tumbuh 28% & DKI Jakarta 21%



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Koordinator Perekonomian mencatat bahwa aktivitas ekonomi di berbagai daerah pada Juni 2020 ini mulai mengalami kenaikan. Hal ini lantaran adanya kebijakan New Normal yang sudah diterapkan pemerintah sejak 5 Juni 2020.

Data itu terungkap saat Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan soal ekonomi makro saat menjadi pembicara kunci dalam acara webinar Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA UNPAD).

Baca Juga: Dialog UNPAD, Menko Airlangga: Kekompakan ASEAN jadi kunci keluar dari krisis


Adapun tema yang diangkat adalah "Sinergisitas Kolabirasi Alumni Melalui Inovasi Menyongsong Kebangkitan Ekonomi dan Demokrasi Pasca Covid-19"

Dalam diskusi tersebut hadir pembicara kunci Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ketua Komisi II Ahmad Doli Kurnia Tanjung.

Adapun pembicara dalam bidang ekonomi hadir juga Alumni Unpad yang juga Direksi Bio Farma Rahman Roestan dan Alumni Unpad juga Herdi Rosadi Direktur Human Capital Bank BRI.

Sedangkan pembicara di bidang politik yang juga Alumni Unpad dan Guru Besar Unpad sekaligus Pengamat Politik Unpad Muradi, Dekan FISIP Unpad Widya Setiabudi, Direktur Eksekutif Netgrid Ferry Kurnia, dan Hari Nugraha Kepala Puslitbang PKASN LAN.

Kata Menko Airlangga, menggeliatnya aktivitas ekonomi tidak lepas dari program New Normal dari sebelumnyua PSBB. Adapun daerah yang tumbuh relatif tinggi aktivitas ekonominya pada Juni 2020 adalah Kepualuan Riau dan Jakarta. Untuk Kepulauan Riau berada di urutan pertama.

Untuk Jakarta pertumbuhan aktivitas ekonomi yang relatif tinggi didorong adanya kebijakan pembukaan mall pada 15 Juni 2020.

Dari data yang diperoleh Kontan.co.id dari Kementerian Koordinator Perekonomian bahwa untuk pertumbuhan aktivitas ekonomi untuk per provinsi dari 10 Juni 2020 versus 19 Juni (week on week) dipegang oleh Kepulauan Riau dengan tumbuh 28%.   Sedangkan di DKI Jakarta tumbuh 21%. Lalu ada Banten yang pertumbuhan aktivitas ekonominya mencapai 17%. Menyusul Gorontalo tumbuh 17%.

Namun, jika dibandingkan month to month atau bulan Juni dibandingkan dengan Mei 2020 pertumbuhan ekonomi di tertinggi ada di Sulawesi Selatan sebesar 31%, lalu ada Papua 29%, kemudian Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat juga tmbuh 28%.

Kemudian ada Maluku Utara tumbuh 28%, Sumatra Barat juga tumbuh aktifitas ekoniminya hingga 22%. Adapun di Jakarta pertumbuhan ekonomi sekitar 17%, Kemudian disusul oleh Bali dengan 12% dan Kalimantan Selatan 9%.

Kata Menko Perekonomian Airlangga, keadaan ekonomi di berbagai daerah  dibandingkan Juni dengan akhir Maret dan April lalu sudah ada kenaikan karena kurva aktivitas ekonomi mulai tumbuh.

Baca Juga: UNPAD gelar dialog kebangkitan ekonomi & demokrasi, Menko Airlangga: Ekonomi membaik

"Sudah ada tanda-tanda positif, kurva itu sudah naik ke atas untuk bulan Juni dengan situasi di New Normal, jadi yang biasa perekonokian cukup dalam, sekarang sudah ada yang naik. Ada sektor yang tak terpengaruh Covid-19, sektor rokok dan tembako, makanan pokok, batubara, CPO, farmasi, dan year on year masih tumbuh," kata Airlangga.

Dia juga mengatakan, beberapa sektor itulah yang membuat Indonesia masih memiliki daya tahan ekonomi agar penurunanya tidak terlalu dalam dan berharap di kuartal II dan III membaik. "Kalau dilihat per provinsi sudah mulai lebih baik secara keseluruhan, Banten dibandingkan bulan lalu sudah 17% naik, seiiring Ne Normal, Kepri itu 28%," imbuh dia, dalam Diskusi via Zoom dengan 600 Alumni Unpad yang hadir dalam Webinar, Sabtu (28/6).

Kata Airlangga juga mengatakan bahwa secara indeks lampu dari NASA aktivitas ekonomi di Indonesia sudah mulai membaik, warna biru muda aktivitas ekonomi sudah terlihat, lalu untuk biru dongker aktivitas ekonomi sudah mulai naik, dan merah masih berhenti.

Saat ini warna biru dan biru dongker sudah mulai menutupi seluruh wilayah Indonesia sehingga dengan kata lain ekonomi mulai berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini