Terdampak asap karhutla, Kemenhub tak beri larangan terbang ke Sumatra dan Kalimantan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut sampai saat ini Kementerian Perhubungan tak memberikan larangan kepada bandara untuk tetap beroperasi meski terdampak sebaran asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan dan Sumatra.

Budi mengatakan, masih ada penerbangan yang dilakukan mengingat kondisi asap beberapa wilayah sudah membaik, meski ada yang kondisinya masih terbilang buruk.

"Tidak sampai larang bandara. Kemarin Pekanbaru ada masalah, tetapi membaik. Sekarang ini Sampit dan Kalimantan Barat yang masih masalah. Apa yang yang kami lakukan adalah memberikan informasi dari waktu ke waktu, tidak secara umum kami batalkan. Bahkan, Sampit masih ada penerbangan," tutur Budi, Minggu (15/9).


Baca Juga: Kebakaran hutan di Sumatra & Kalimantan, Kemenhub: Operasional bandara masih normal

Budi meminta supaya setiap operator berhati-hati membaca situasi dan memberikan rekomendasi yang sesuai. "Artinya pada visibility (jarak pandang)tertentu pesawat dilarang terbang, Nah Sampit kemarin itu ada cancel ada yang delay, kalau Pekanbaru cuma pagi saja, tetapi sudah membaik," tambahnya.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti dalam keterangan tertulis. Menurutnya, pihaknya turut memantau dan berkoordinasi melalui Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) terutama yang memiliki wilayah kerja di Kalimantan dan Sumatra dengan operator bandara, AirNav Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta pihak-pihak sehingga ketika sebaran asap mengganggu operasional penerbangan bisa segera ditindaklanjuti.

"Kami meminta operator penerbangan terutama yang menutup pelayanan penerbangan ataupun terdampak delay akibat karhutla, untuk sigap membantu mengkomunikasikannya kepada para penumpang dan memberikan pelayanan sesuai aturan yang berlaku. Menutup layanan penerbangan demi keselamatan pengguna jasa transportasi udara,” katanya.

Baca Juga: Pacu pengembangan destinasi wisata, pemerintah tambah anggaran kementerian terkait

Polana pun meminta agar pengguna jasa memahami kondisi yang terjadi saat ini. Menurutnya hal ini dilakukan demi keselamatan penumpang.

Sementara itu, karena pekatnya kabut asap, operasional penerbangan di Bandar Udara Kalimarau, Berau, Kalimantan Timur lumpuh. Kepala Bandar Udara Kalimarau, Bambang Hartato mengatakan, setelah mendapatkan Note To Air Man (Notam) yang dikeluarkan AirNav Indonesia  Nomor C8334/19 , dengan isi perubahan jarak pandang bandar udara, layanan penerbangan ditutup.

"Sampai hari ini, visibility 500 meter, sementara standar instrument aproach procedure  (instrumen pendaratan) itu minimal, jarak pandangnya 3.500 meter," kata Bambang.

Bambang melanjutkan, awalnya sejumlah maskapai masih menunggu kondisi cuaca membaik. Beberapa penerbangan seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Express Air mengalami delay.

Saat ini, beberapa bandara operasional yang di tutup antara lain bandara Kalimarau Berau, bandara Juwata Tarakan, bandara APT Pranoto Samarinda dan bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi