KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) menjadi satu-satunya emiten tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkinerja suram. Di saat emiten holding tambang lainnya yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih mencatatkan keuntungan, TINS justru mencatatkan kerugian. TINS harus menanggung rugi tahun berjalan yang diatribusikan pada entitas induk Rp 611,28 miliar. Padahal, pada periode 2018 TINS masih mengantongi laba bersih Rp 132,29 miliar. Baca Juga: Ini dia target penjualan dan produksi Timah (TINS) di tahun ini
Meski demikian, pendapatan TINS melonjak 75,13% menjadi Rp 19,30 triliun. Naiknya pos beban, seperti beban pendapatan usaha yang melesat 82,79% ke Rp 18,17 triliun ditengarai menjadi salah satu penghambat kinerja emiten pelat merah ini. Analis memprediksi, langkah TINS masih akan berat untuk tahun ini. Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan mengatakan, salah satu faktor yang dapat dijadikan basis forecasting kinerja TINS untuk tahun ini adalah harga komoditas timah yang masih dalam tren bearish dan melemahnya ekspor timah akibat pandemi virus Corona (Covid-19).