Terdampak Covid-19, Gunung Raja Paksi (GGRP) hentikan sementara dua unit bisnis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pagebluk corona (Covid-19) turut mengganggu kelangsungan usaha PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP). Emiten penghasil baja ini melakukan penghentian sementara beberapa Business Unit seperti Beam Plant (IWF & HBeam Product) dan Wire Rod Mill (Beton dan Wire Rod Product).

Melansir keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Kamis (16/7), penghentian unit bisnis ini diperkirakan memakan waktu satu sampai tiga bulan lamanya. Sementara itu, 11 unit bisnis lain masih tetap berproduksi. Manajemen GGRP memperkirakan, besar kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang dihentikan tersebut mencapai 25%-50% terhadap total pendapatan (konsolidasi) tahun 2019.

Baca Juga: Perselisihan Gunung Steel Group, pemegang saham minoritas tawarkan solusi damai


Adapun akibat pandemi Corona, GGRP memperkirakan adanya penurunan total pendapatan 25%-50% untuk periode Mei tahun ini. Sementara laba bersih diperkirakan turun hingga lebih dari 75%. Akibat Covid-19, GGRP juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 405 karyawannya dari periode Januari 2020 hingga saat ini.

Namun, pandemi Covid-19 tidak berdampak pada permasalahan hukum yang bersifat material seperti gugatan pailit/PKPU. Pandemi juga tidak berdampak pada permasalahan hukum yang bersifat material seperti pembatalan kontrak material.

Untuk menjaga kelangsungan usaha, GGRP akan melakukan pengetatan pembelian bahan baku sejalan dengan proyeksi penurunan penjualan dan produksi serta mengutamakan pembelian bahan baku lokal. GGRP juga akan memaksimalkan penggunaan persediaan produk jadi yang sudah ada untuk memenuhi penjualan dan mengurangi persediaan bahan baku.

Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) merugi US$ 12,53 juta di tahun 2019

GGRP juga melakukan renegosiasi dengan PLN, PGN, BBG dan Air Liquid dalam hal tarif dan sistem pembayaran. Saat ini GGRP sedang menyiapkan investasi senilai US$ 370 juta atau sekitar Rp 5,2 triliun.

Investasi ini adalah untuk blast furnace, transformer, light & medium section mill dan billet caster tahap pertama yang telah berjalan sejak tahun 2019 hingga 2021. “Di mana atas investasi ini kontrak telah ditandatangani dan sebagian besar adalah proyek berjalan pada saat IPO sehingga telah kami jelaskan pada prospektus di bagian rencana modernisasi dan investasi barang modal perusahaan,” tulis Sekretaris Perusahaan Gunung Raja Paksi, Budi Raharjo Legowo, Jumat (17/7).

Sementara untuk investasi tahap kedua sekitar US$ 480 juta atau setara  Rp 6,8 triliun baru akan berjalan pada periode 2021–2023. Saat ini sebagian masih dalam tahap negosiasi kontrak dan dalam pengurusan perizinan penanaman modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati