KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk membukukan kinerja yang kurang memuaskan sepanjang semester I-2020. Emiten dengan kode saham
PRDA itu mencatatkan penurunan baik dari sisi
top line maupun
bottom line. Mengutip dari laporan keuangan sepanjan enam bulan pertama 2020,
PRDA mengantongi pendapatan hingga Rp 657,29 miliar. Jumlah tersebut turun 17,75% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 799,09 miliar. Penurunan pendapatan ini turut menekan
bottom line PRDA. Sepanjang enam bulan pertama 2020 PRDA membukukan rugi tahun berjalan hingga Ro 12,01 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, PRDA bisa mencatatkan keuntu'ngan hingga Rp 81,69 miliar.
Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) tingkatkan kapasitas pemeriksaan PCR Covid-19 Asal tahu saja, pendapatan PRDA dari berbagai segmen pelanggan memang terkikis. Pelanggan individu yang pada semester I-2020 menjadi penopang pendapatan terkikis hingga 22,45%
year on year (yoy) menjadi Rp 213,31 miliar. Selain itu, pendapatan dari referensi dokter juga menurun 15,75% yoy menjadi Rp 218,31 miliar. Referensi pihak ketiga juga terkikis 4,85% YoY menjadi Rp 161,23 miliar. Penurunan paling signifikan dicatatkan oleh klien korporasi yang tertekan 32,47% yoy, menjadi Rp 64,45 miliar dari sebelumnya Rp 95,45 miliar. Dalam keterangan persnya, Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk Dewi Muliaty mengungkapkan, kinerja PRDA sepanjang semester I-2020 terdampak Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan pendapatan, produktivitas, dan pengendalian biaya dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan, dan keselamatan karyawan. Prodia juga terus melakukan peningkatan kapasitas respon terhadap pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Salah satunya dengan menyediakan alat otomatis untuk mempercepat hasil tes PCR Covid-19 dan meningkatkan jumlah tes hingga lebih dari 1.000 tes per hari. "Kami berharap hal ini dapat mendukung pemerintah dalam penanggulangan Covid-19, dan mendukung peningkatan kinerja kami di kuartal III dan IV 2020, ” jelas Dewi seperti yang tertulis dalam keterangan resminya. Sekadar informasi, PRDA mulai melakukan pemeriksaan SARS-CoV-2 RNA (PCR Covid-19) sejak tanggal 11 Mei 2020 dan bergabung menjadi bagian dari jejaring Laboratorium Resmi Rujukan Nasional Pemeriksaan RT-PCR Covid-19 di Indonesia pada bulan yang sama.
Baca Juga: Prodia: Layanan pemeriksaan terkait Covid-19 diminati pelanggan Asal tahu saja, per akhir Juni 2020, PRDA telah melakukan lebih dari 54.000 pemeriksaan terkait Covid-19 yang terdiri atas tes serologi antibodi berbasis rapid test, tes serologi berbasis instrumen laboratorium, dan tes PCR Covid-19.
Oleh karenanya, di bulan Juni PRDA mampu mencatatkan kenaikan pendapatan sekitar 26,4% yoy menjadi Rp 139,72 miliar. Adapun jumlah pemeriksaan Covid-19 diprediksi akan bertumbuh hingga akhir tahun 2020. "Sejak dimulainya pemeriksaan Covid-19 sampai dengan tanggal 27 Juli 2020, kami telah menerima permintaan pemeriksaan terkait Covid-19 sekitar 120.000 tes serologi antibodi (rapid test dan tes dengan instrumen Lab), dan 20.000 tes PCR Covid-19," jelas Dewi. Pada Juli 2020, PRDA mulai menggunakan alat otomatis PerkinElmer untuk pemeriksaan PCR Covid-19 di Laboratorium Pusat Rujukan Nasional dan Laboratorium Rujukan Regional Prodia di Surabaya, Makassar, dan segera menyusul di Medan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi