Terdampak Kebijakan Zero ODOL, Simak Rekomendasi Saham Emiten Semen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Zero Over Dimension Over Load (ODOL) atau muatan berlebihan dinilai bakal berdampak pada emiten semen.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Muhammad Naufal Yunas mengatakan, kebijakan zero-ODOL akan menjadi katalis negatif bagi industri semen. Sebab, biaya transportasi berkontribusi sekitar 70% sampai 80% dari total biaya penjualan emiten semen seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Senada, analis Samuel Sekuritas Indonesia Daniel Aditya menilai, kebijakan ODOL ini akan berdampak pada biaya transportasi yang menyumbang sekitar 6% sampai 7% dari total cost SMGR. Dengan asumsi transportation cost meningkat 50% karena kebijakan ini, Operating profit margin (OPM) dari perusahaan akan berkurang sekitar 300 basis poin (bps) sampai 400 bps.


Baca Juga: Kemenhub Siapkan Roadmap Penanganan Zero ODOL

“Sedangkan dengan asumsi transportation cost meningkat 20%, OPM perusahaan akan berkurang sekitar 100 bps-200 bps,” kata Daniel kepada Kontan.co.id, Kamis (2/2).

Di sisi lain, penjualan semen domestik diproyeksi akan mengalami kenaikan menjelang momentum pemilihan umum (pemilu) tahun depan. 

Daniel menyebut, selama lima periode pemilu terakhir yakni 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, mayoritas penjualan semen pada tahun pemilu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Menurut Daniel, kenaikan penjualan semen jelang tahun politik didukung oleh naiknya konsumsi masyarakat dan pertumbuhan pembangunan infrastruktur. Hal tersebut berdampak positif terhadap anggaran infrastruktur pemerintah, yang terutama berdampak terhadap industri semen nasional.

Oleh sebab itu, Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan, penjualan semen pada tahun ini dapat bertumbuh 1% sampai 2% secara tahunan seiring persiapan pemilu pada awal 2024 dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada akhir tahun yang sama. Estimasi ini juga dengan menghitung adanya kenaikan anggaran infrastruktur pemerintah pada tahun ini, yakni 7,75% menjadi Rp 392 triliun.

Baca Juga: Penjualan Semen Diproyeksi Naik, Simak Rekomendasi Saham Indocement (INTP)

Naufal mempertahankan rating overweight untuk sektor semen. BRI Danareksa memperkirakan, pun jika kebijakan zero-ODOL ini diterapkan tahun ini, baik SMGR maupun INTP masih akan tetap membukukan pertumbuhan laba yang positif tahun ini. 

Pertumbuhan ini terutama didorong dari normalisasi harga batubara, yang menjadi salah satu komponen produksi terbesar perusahaan semen.

Naufal merekomendasikan buy saham SMGR dengan target harga Rp 11.000 dan buy saham INTP dengan target harga Rp 11.800. SMGR dan INTP saat ini diperdagangkan masing-masing dengan valuasi 13 kali price to earnings (PE) 2023 dan 21 kali PE 2023, yang masih di bawah -1 standar deviasi periode 5 tahun.

Sementara Daniel mempertahankan rating netral untuk sektor semen. Daniel memberikan rekomendasi beli untuk saham SMGR dengan target harga Rp 9.200. 

Sedangkan untuk INTP, Daniel memberikan rekomendasi jual dengan target harga Rp 9.380.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi