Terdampak pandemi, IPC catat penurunan arus peti kemas di semester I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran wabah virus corona (Covid-19), dan adanya risiko resesi global akibat pandemi virus Covid-19 membuat PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC mencatatkan penurunan arus bongkar muat (troughput) peti kemas selama semester I-2020.

Direktur Utama IPC Arif Suhartono mengatakan, tahun ini IPC dihadapkan pada situasi yang penuh tantangan, karena pandemi virus corona (Covid-19) sangat berpengaruh pada trafik peti kemas selain itu adanya risiko resesi global akibat pandemi virus Covid-19 membuat PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC merasakan dampaknya.

Baca Juga: Semester I tahun ini, laba bersih AKR Corporindo (AKRA) tumbuh 10,44%


“Kondisi ini terjadi di hampir semua pelabuhan dunia. Aktivitas di pelabuhan sangat dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian secara umum, yang oleh pemerintah diproyeksikan masih akan terdampak pandemi paling tidak hingga awal tahun 2021. Namun, kami akan tetap berupaya agar kinerja perusahaan terjaga," ujar Arif kepada kontan.co.id, Sabtu (26/7).

Arif menerangkan, pada periode Juni lalu, arus peti kemas di Pelabuhan yang dikelola oleh IPC tercatat 3,3 juta TEUs atau 8,3% lebih rendah dibandingkan semester I/2019 yang mencapai 3,6 juta TEUs. Adanya penurunan aktivitas industri dan perdagangan di berbagai negara menjadi penyebab umum turunnya arus barang, terutama barang impor yang sebagian besar berasal dari China. 

IPC mengakui, sejak kuartal pertama 2020 sudah merespons pelambatan ekonomi global dengan melakukan pengaturan pelayanan yang efektif, dengan tetap mengutamakan kualitas pelayanan dan operasional.

Arif memaparkan, operasional pelayanan kepelabuhanan di terminal terus berjalan dengan pengaturan deployment yang diperhitungkan sesuai dengan jadwal kedatangan kapal sehingga dapat tetap terlayani dengan baik di tengah pembatasan aktivitas masyarakat secara umum.

Baca Juga: Mulai hari ini, KCI menambah 4 jadwal perjalanan KRL

Dengan memperhatikan capaian pada semester I dan juga tren trafik pada bulan-bulan sebelumnya, Arif memprediksi arus barang khususnya peti kemas akan turun kurang lebih 10% pada akhir tahun secara year on year (yoy), atau dari 7,6 juta TEUs menjadi 6,8 juta TEUs.

Menurutnya, penurunan ini tentu akan berimbas pada pendapatan perusahaan tahun 2020 yang diproyeksikan sebesar Rp 10,22 Triliun atau lebih rendah 8,3% dibandingkan capaian 2019 (audited) yang tercatat sebesar Rp 11,14 Triliun.  "Berdasarkan proyeksi tersebut, saat ini manajemen dalam proses pengajuan penyesuaian target 2020 kepada Pemegang Saham," kata Arif.

Sebagai bentuk ikhtiar meminimalisir dampak covid-19, IPC juga berkomitmen untuk terus menjaga dan memastikan layanan 24/7 di seluruh Pelabuhan terus berjalan demi menjamin kelancaran logistik nasional. Tentu dengan tetap mengikuti protokol kesehatan secara ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi