Terdampak virus corona, ini strategi PT Timah (TINS) di 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) masih cukup berhati-hati dalam meningkatkan kapasitas produksi tahun ini. Pasalnya harga timah masih terus tertekan sejak awal tahun.

Direktur Utama Mochtar Riza Pahlevi mengatakan, saat ini harga timah sempat terkoreksi dan cukup bergejolak karena terdampak virus corona. Padahal, harga timah sempat menyentuh harga US$ 17.800 per metrik ton. Sedangkan berdasarkan data London metal Exchange (LME) pada penutupan Jumat (10/2) harga timah menyentuh level US$ 16.275 per metrik ton.

"Kemarin ada isu virus corona sempat terkoreksi dan volatilitas lumayan. Jadi saya pikir kami tetap wait and see kalau harga bagus tentunya kami akan fokus tingkatkan penjualan," ujar Riza saat konferensi pers usai RUPSLB, Senin (10/2).\


Baca Juga: Bangka Belitung ingin 10% saham, PT Timah Tbk (TINS) serahkan ke pemerintah pusat

Melihat kondisi tersebut, TINS menargetkan produksi logam timah tahun ini tumbuh tipis 5% dari realisasi tahun 2019. Realisasi di tahun 2019 diestimasikan sekitar 65.000 metrik ton hingga 70.000 metrik ton logam timah. "Target sih kami meningkat sedikit. Kalau dari realisasi naik 5%. Tapi kami melihat kondisi harga," ujar Sekretaris Perusahaan TINS Umar Abdullah.

Meski begitu, emiten tambang pelat merah ini tetap fokus dalam meningkatkan cadangan timah. Seperti diketahui, TINS menganggarkan belanja modal mencapai Rp 2 triliun yang alokasinya digunakan untuk eksplorasi.

"Kami akan tetap terus meningkatkan eksplorasi. Sebagai contoh, sampai hari ini masih banyak fokus menambang di daerah aluvial. Sementara cadangan primer juga ada potensi, ini juga terus kami kembangkan. Ada beberapa tambang primer yang sudah kami buka dan kami akan terus kaji untuk mengembangkan tambang primer tersebut," jelas Riza.

Baca Juga: PT Timah (TINS) menargetkan bangun pabrik monasit di akhir 2020

Emiten BUMN ini juga tengah fokus membidik negara-negara di Afrika. Saat ini PT Timah tengah mengurus izin lingkungan di Nigeria untuk membangun fasilitas pengolahan timah serta tengah menjajaki Tanzania. Menurutnya, negara-negara di Afrika memiliki potensi tambang yang cukup baik.

"Dua tim tinggal di Tanzania dan Nigeria. Ada Kongo juga. Di ASEAN ada Laos dan Vietnam," imbuh Riza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati