Terdepak dari Indeks MSCI, Cermati Prospek Saham GGRM dan SILO



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI) melakukan rebalancing atau meninjau saham pada Mei 2023. Hasilnya dari Indonesia ada satu saham baru dan dua saham yang terdepak.

Adapun PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) resmi menjadi konstituen MSCI Global Standard Indexes. Adapun perubahan ini berlaku mulai penutupan 31 Mei 2023. 

Dalam evaluasi ini, MSCI menghapus saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dari jajaran MSCI Global Small Cap Indexes. 


Baca Juga: Cek Rekomendasi Teknikal Saham GGRM, UNVR, GOTO, dan TCPI Kamis (11/5)

CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo menyebut memang dari sisi fundamental Gudang Garam masih mampu mencetak pertumbuhan kinerja, meski di tengah gempuran kenaikan tarif cukai. 

Menilik laporan keuangan per 31 Maret 2023, GGRM mencatatkan pendapatan sebesar Rp 29,73 triliun atau naik 1,50% secara tahunan. Laba bersih GGRM melonjak 82,33% menjadi Rp 1,96 triliun. 

 
GGRM Chart by TradingView

Di sisi lain, Praska menilai investor masih respons positif saham emiten rokok ini. Pasalnya, sepanjang tahun berjalan ini GGRM masih mengalami kenaikan sebesar 54,72%.

“GGRM tetap masih bisa prospektif karena industri rokok yang bersifat defensif,” ucap Praska kepada Kontan, Jumat (12/5). 

Sementara, meski kasus Covid-19 mulai tak terasa, SILO berhasil mencetak pertumbuhan sebesar 19,46%  secara tahun menjadi Rp 2,65 triliun. Laba bersih SILO mencapai Rp 249,61 miliar atau melejit 151,40%.

Baca Juga: IHSG Menguji Level 6.960, Simak GGRM, INCO, GOTO, SCMA untuk Trading Hari ini (2/5)

Praska menilai hasil kinerja SILO sepanjang periode Januari–Maret 2023 ini telah direspons positif pelaku pasar. Ini sejalan dengan lonjakan saham Grup Lippo ini sebesar 28,57% per Jumat (12/5). 

Lebih lanjut, Praska merekomendasikan buy on weakness untuk GGRM dan SILO. Pertimbangannya, kedua saham itu sudah melonjak pasca rilis kinerja kuartal I-2023. 

“Investor bisa buy on weakness, tetapi tetap bisa untuk investasi jangka menengah hingga panjang,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli