Terdeteksi LSD, Kementan Tangguhkan Impor Sapi dari 4 Peternakan di Australia



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) telah menangguhkan impor sapi dari empat fasilitas peternakan di Australia setelah hewan tersebut terdeteksi secara klinis menderita penyakit Lumpy Skin Diseases (LSD).

“Penangguhan ini dilakukan sampai dengan hasil investigasi temuan penyakit LSD lebih lanjut. Ekspor sapi hidup dari Australia tetap dapat berjalan dari 56 peternakan atau premises dari total 60 yang terdaftar,” kata Kepala Barantan, Bambang, dalam keterangan resmi, Selasa (1/8).

Pemerintah Indonesia saat ini pun terus melakukan koordinasi dengan pemerintah Australia melalui Department Agriculture, Fisheries and Forestry (DAFF) untuk menginvestigasi terhadap temuan LSD pada empat peternakan atau premises yang ditangguhkan.


Baca Juga: Estika Tata Tiara Raup Untung Rp 52 Miliar Semester Pertama 2023

Barantan juga memastikan sapi dan komoditas pertanian lainnya yang masuk ke tanah air harus dalam kondisi sehat dan aman.

Adapun, secara kronologis, Bambang menjelaskan, pihaknya telah melakukan tindakan sesuai standar prosedur impor komoditas pertanian, yakni hewan yang masuk ke wilayah NKRI akan dikarantina guna memastikan kesehatan dan keamanan.

Setelah melakukan tindakan karantina berupa pemeriksaan dokumen dan fisik sapi impor di kapal oleh petugas Karantina Pertanian Tanjung Priok, Jakarta pada 25 Mei hingga 26 Juli 2023, ditemukan penyakit LSD pada sapi impor tersebut.

Petugas lalu memberikan tanda khusus pada sapi-sapi impor yang menunjukkan gejala klinis untuk selanjutnya dilakukan pengambilan sampel sesaat setelah bongkar dari alat angkut.

Baca Juga: Bidik Omzet Rp 1,4 Triliun, Great Giant Siap Pasok 10.000 Ekor Sapi Jelang Lebaran

Dari hasil pemeriksaan laboratorium, sapi-sapi tersebut positif terdeteksi LSD dan langsung dilakukan tindakan berupa pemotongan bersyarat yang diawasi Dokter Hewan Karantina.

Sebagai informasi, penyakit LSD tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh serangga, antara lain nyamuk, lalat dan caplak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli