Terdongkrak rupiah



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini melemah 0,3% ke 4.580,85. Namun, dalam sepekan IHSG masih naik 0,75%. Bursa regional justru melemah selama sepekan tercermin dari indeks MSCI Asia Pacific yang turun 1,37% ke level 141,48.

Analis Paramitra Alfa Sekuritas Fadhil Herdyansyah menilai, pergerakan IHSG sepekan ini ditopang oleh sentimen domestik. "Meski dari luar ada kekhawatiran bubble kredit di China yang membuat bursa regional turun, sentimen penguatan rupiah mampu membuat IHSG menguat," ujarnya.

Data manufaktur dari China memang positif. Tapi, belakangan muncul kekhawatiran bubble kredit yang membuat bursa Hang Seng turun cukup dalam dalam tiga hari.


Dari dalam negeri, kurs rupiah dalam sepekan menguat bahkan sempat menyentuh Rp 10.700. Rilis laporan keuangan emiten juga menjadi pendorong IHSG.

Analis Samuel Sekuritas, Muhammad Isfandi bilang, secara teknikal, IHSG di pekan depan masih bisa menanjak. "Tren minor jangka pendek sudah mulai kuat meski tren mayor jangka panjang masih belum kuat," ujarnya.

IHSG terlihat bullish secara teknikal yang membantu kenaikan IHSG di pekan depan. Secara fundamental, beragam data ekonomi domestik akan dirilis dan akan cukup berpengaruh dalam menggerakkan bursa di pekan depan.

Isfandi memperkirakan, IHSG dapat bergerak di rentang 4.500-4.600. Fadhil memprediksi IHSG, pekan depan, masih dapat menguat dengan rentang 4.550-4.600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati