Terdorong sentimen luar negeri, harga SUN berpotensi turun hari ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan akan kembali turun pada perdagangan Jumat (2/8). Hal ini didorong oleh beberapa sentimen dari dalam maupun luar negeri.

Di sisi lain, imbal hasil US Treasury bergerak dengan arah yang bervariasi. US Treasury tenor 10 tahun mengalami kenaikan imbal hasil ke level 1,897% pada hari kemarin. Sedangkan imbal hasil US Treasury tenor 30 tahun turun ke level 2,437%.

Baca Juga: Harga SUN berpotensi turun jelang pengumuman suku bunga The Fed


"Kondisi pergerakan imbal hasil surat utang global tersebut diperkirakan juga akan mempengaruhi arah pergerakan harga SUN berdenominasi mata uang dolar AS pada perdagangan hari ini," ungkap Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra dalam riset harian yang diterima Kontan.co.id.

Sementara itu, secara teknikal, posisi harga SUN terkini membuat peluang pelaku pasar untuk melakukan aksi jual terbuka, sehingga akan mendorong penurunan harga lebih lanjut. Hanya saja, tren penurunan harga SUN kali ini akan terbatas karena telah memasuki area jenuh jual (oversold).

Dengan kondisi tersebut, Made menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder. Ia juga menyarankan kepada investor untuk melakukan aksi beli secara bertahap pada tenor-tenor panjang.

Baca Juga: Siap-Siap, Yield SUN Bisa Kembali Turun

Beberapa seri SUN dinilai cukup menarik untuk ditransaksikan hari ini. Di antaranya adalah FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0079.

Sebelumnya, harga SUN turun pada perdagangan Kamis (1/8) lalu akibat pelemahan nilai tukar rupiah seiring adanya sejumlah sentimen negatif.

Harga rata-rata SUN tenor pendek atau satu tahun hingga empat tahun mengalami penurunan sebesar 50 basis poin (bps) yang mendorong kenaikan imbal hasil rata-rata sebesar 6 bps-20 bps. Harga rata-rata SUN tenor menengah atau 5 tahun-7 tahun turun sekitar 14 bps-73 bps sementara imbal hasil rata-rata naik di kisaran 2 bps-13 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi