Terdorong sentimen SWF, analis sarankan hold saham WSKT



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sisa tahun ini, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) fokus pada rencana divestasi ruas jalan tol miliknya, serta menanti pembayaran termin dan dana talangan. 

Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menjelaskan Waskita Karya (WSKT) akan menjadi yang diuntungkan dengan adanya rencana divestasi jalan tol sejalan dengan rencana pembentukan lembaga Soveregin Wealth Fund (SWF) yaitu Indonesia Investment Authority (IIA). 

Dari peluang investasi awal IIA, setidaknya ada enam aset ruas tol yang dimiliki Waskita Karya senilai Rp 33,5 triliun. Keseluruhan transaksi ini akan membantu WSKT untuk mengurangi gearing menjadi 2 kali dari yang sebelumnya 2,6 kali di semester I-2020, serta secara signifikan menghilangkan beban finansial dari aset jalan tol ini, terutama biaya bunga.


Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) masih mengandalkan divestasi, pembayaran termin & dana talangan

"Dengan asumsi valuasi 1,1 kali PBV, WSKT berpotensi membukukan keuntungan sebesar Rp 2,5 triliun dengan dekonsolidasi utang sebesar Rp 12 triliun atau setara 23% dari total utang berbunga," jelas Joey, Selasa (27/10).

Mengingat ekspektasi divestasi jalan tol yang lebih besar dan lebih cepat di tengah pembentukan SWF, Sucor memperkirakan pada tahun 2021 dan 2022 Waskita Karya akan membukukan laba bersih masing-masing Rp 358 miliar dan Rp 909 miliar. Perkiraan tersebut meningkat dari yang sebelumnya diprediksi merugi Rp 357 miliar dan Rp 195 miliar. Perkiraan ini berdasarkan asumsi SWF akan beroperasi efektif pada awal 2021 dan mulai berinvestasi di semester pertama.

"Mengingat hal itu, kami memperkirakan WSKT akan mendapatkan Rp 16 triliun dari aset jalan tolnya pada semester I-2021, dan membantu menghemat biaya bunga hingga Rp 600 miliar dan menyangga pendapatan Rp 1 triliun dari keuntungan divestasi," kata dia. 

Baca Juga: Tahun depan Waskita Karya (WSKT) bakal bawa anak usahanya melantai di bursa

Setiap penundaan dalam sebagian besar rencana divestasi aset WSKT akan berdampak negatif pada kemampuannya untuk menghapus utang dan mencapai kontrak baru di masa mendatang. Setiap penundaan per kuartal dari jadwal asumsi divestasi di semester I-2021, WSKT akan kehilangan sekitar Rp 300 miliar dari potensi pengurangan beban bunga.

Joey merekomendasikan hold untuk saham WSKT dengan target harga Rp 750. Rekomendasi tersebut sejalan dengan keyakinan pada dekonsolidasi dan deleveraging aset jalan tol tetap menjadi katalis jangka panjang.

Target harga yang ditetapkan menggambarkan ketergantungan WSKT pada SWF. "Akibat beban biaya bunga yang besar, profitabilitas WSKT pada tahun mendatang akan sangat sensitif terhadap waktu divestasi aset jalan tol," kata Joey. 

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) menyebut lembaga pengelola invetasi bisa memuluskan divestasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati