KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja ekspor mobil buatan Indonesia mengalami perlambatan hingga pertengahan 2024. Hal ini cukup dipengaruhi oleh efek ketidakpastian ekonomi global. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil ekspor dari Indonesia mengalami penurunan 12% year on year (yoy) menjadi 218.333 unit pada Januari-Juni 2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 248.004 unit. Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyampaikan, kinerja ekspor mobil nasional sangat bergantung pada keadaan di negara-negara tujuan ekspor. Hal ini membuat prospek penjualan ekspor mobil dari Tanah Air cenderung sulit diprediksi karena situasi dan kondisi ekonomi maupun politik di negara-negara tersebut dapat berubah sewaktu-waktu.
“Kami hanya bisa berharap bahwa situasi dan kondisi di negara tujuan ekspor terus kondusif dan aman,” kata dia kepada KONTAN, Selasa (16/7).
Baca Juga: Ekspor Mobil Indonesia Capai US$ 2,78 Miliar pada Januari-Juni 2024 Menurut data Gaikindo, terdapat sembilan produsen otomotif nasional yang melakukan kegiatan ekspor sepanjang paruh pertama 2024, antara lain Toyota, Daihatsu, Mitsubishi Motors, Hyundai, Suzuki, Honda, Isuzu, Hino, Wuling, dan DFSK. Beberapa produsen tersebut mengalami penurunan kinerja ekspor pada enam bulan pertama 2024, yaitu Daihatsu, Mitsubishi Motors, Suzuki, Honda, dan DFSK. Kinerja produsen Salah satu produsen, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mencatatkan koreksi penjualan ekspor sebesar 36,9% yoy menjadi 52.540 unit hingga akhir semester pertama lalu. Sebagai catatan, pabrik ADM sebenarnya tidak hanya mengekspor mobil merek Daihatsu saja, melainkan juga Toyota dan Mazda. ADM mengekspor mobil dari Indonesia ke lebih dari 60 negara di kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Karibia. Marketing Director & Corporate Planning and Communication Director Astra Daihatsu Motor Sri Agung Handayani mengatakan, perlambatan ekonomi global cukup mempengaruhi beberapa negara tujuan ekspor Daihatsu sepanjang tahun ini. Tak heran, performa ekspor Daihatsu Indonesia turut mengalami penurunan yang sejalan dengan tren industri. Terlepas dari itu, ADM tetap yakin kondisi ekonomi di negara-negara tujuan ekspor bisa segera membaik, sehingga pabrikan ini bisa meningkatkan lagi pengiriman mobilnya ke pasar internasional. “Pada dasarnya kami berusaha untuk memenuhi kebutuhan produk dari para pelanggan di luar negeri,” ujar Agung, Selasa (16/7). Sementara itu, PT Honda Prospect Motor (HPM) turut mengalami koreksi penjualan ekspor mobil dari Indonesia sebanyak 48,3% yoy menjadi 6.729 unit pada semester I-2024. Model yang diekspor oleh Honda antara lain Brio, BR-V, dan WR-V dengan negara tujuan seperti Filipina, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Meksiko, serta negara Amerika Latin dan Karibia. Sales & Marketing and After Market Director Honda Prospect Motor Yusak Billy menilai, capaian ekspor Honda sangat ditentukan oleh permintaan dari masing-masing negara tujuan. Tren permintaan di tiap negara dapat berbeda-beda, tergantung kondisi pasar dan kebutuhan konsumen di sana.
Baca Juga: Ekonomi China Terguncang, Tekanan untuk Stimulus Menguat "Meski terjadi penurunan permintaan ekspor dari satu negara, ada juga beberapa negara lain yang memperlihatkan peningkatan permintaan untuk mobil ekspor Honda," ungkap Billy, Selasa (16/7). Dari situ, ia mengklaim permintaan terhadap mobil Honda buatan Indonesia tetap tumbuh di beberapa negara tertentu. HPM pun yakin peluang peningkatan ekspor mobil nasional, termasuk Honda, cukup terbuka pada sisa tahun ini. Untuk itu, HPM fokus menjaga kualitas produk dan mengoptimalkan kapasitas produksinya demi memenuhi permintaan ekspor mobil dari Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi