KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi umum berbasis syariah masih belum memperlihatkan kinerja cemerlang sampai Juli 2018. Meski begitu, hal tersebut diharapkan berangsur membaik di sisa tahun ini. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Juli 2018 kontribusi bruto atau premi yang dikumpulkan pelaku usaha asuransi umum syariah mencapai Rp 1,05 triliun. Nominal ini turun tipis dibandingkan periode sama tahun kemarin yang tercatat sebesar Rp 1,08 triliun. Di sisi lain, nilai klaim bruto yang tercatat justru turun 12,25% dari posisi Juli 2017 sebesar Rp 506 miliar menyusut menjadi Rp 444 miliar. Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Ahmad Sya'roni mengakui, di pertengahan tahun ini tren bisnis asuransi umum syariah masih lesu. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi dalam negeri yang juga masih terlihat belum menggeliat. Alhasil, portofolio pelaku usaha yang dominan merupakan asuransi kendaraan bermotor ikut terdampak.
Terganjal banyaknya komisi, bisnis asuransi syariah masih lesu
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi umum berbasis syariah masih belum memperlihatkan kinerja cemerlang sampai Juli 2018. Meski begitu, hal tersebut diharapkan berangsur membaik di sisa tahun ini. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Juli 2018 kontribusi bruto atau premi yang dikumpulkan pelaku usaha asuransi umum syariah mencapai Rp 1,05 triliun. Nominal ini turun tipis dibandingkan periode sama tahun kemarin yang tercatat sebesar Rp 1,08 triliun. Di sisi lain, nilai klaim bruto yang tercatat justru turun 12,25% dari posisi Juli 2017 sebesar Rp 506 miliar menyusut menjadi Rp 444 miliar. Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Ahmad Sya'roni mengakui, di pertengahan tahun ini tren bisnis asuransi umum syariah masih lesu. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi dalam negeri yang juga masih terlihat belum menggeliat. Alhasil, portofolio pelaku usaha yang dominan merupakan asuransi kendaraan bermotor ikut terdampak.