JAKARTA. Industri pengolahan tembakau menjadi salah satu sektor industri yang sulit tumbuh tahun ini. Sampai kuartal ketiga 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan penurunan produksi rokok sebesar 3,10% ketimbang periode yang sama tahun 2015. Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satu industri rokok yang melaporkan penurunan kinerja di kuartal III 2016 adalah PT Wismilak Inti Makmur Tbk. Penjualan emiten berkode saham WIIM itu melorot 4,4% menjadi Rp 1,29 triliun. Meski realisasi penjualan tersebut bukan cerminan langsung dari produksi, namun Suryanto Yasaputra, Direktur Pemasaran PT Wismilak Inti Makmur Tbk bilang, pertumbuhan industri rokok tergantung daya beli masyarakat. Adapun daya beli masyarakat tersebut tertekan karena adanya kenaikan tarif cukai tiap tahun.
Tergilas cukai, produksi olahan tembakau lesu
JAKARTA. Industri pengolahan tembakau menjadi salah satu sektor industri yang sulit tumbuh tahun ini. Sampai kuartal ketiga 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan penurunan produksi rokok sebesar 3,10% ketimbang periode yang sama tahun 2015. Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satu industri rokok yang melaporkan penurunan kinerja di kuartal III 2016 adalah PT Wismilak Inti Makmur Tbk. Penjualan emiten berkode saham WIIM itu melorot 4,4% menjadi Rp 1,29 triliun. Meski realisasi penjualan tersebut bukan cerminan langsung dari produksi, namun Suryanto Yasaputra, Direktur Pemasaran PT Wismilak Inti Makmur Tbk bilang, pertumbuhan industri rokok tergantung daya beli masyarakat. Adapun daya beli masyarakat tersebut tertekan karena adanya kenaikan tarif cukai tiap tahun.