Tergiur gaji, pelamar pasukan oranye membeludak



JAKARTA. Iming-iming gaji yang diterima petugas pemelihara prasarana dan sarana umum (PPSU) jadi penyebab banyak orang yang tertarik untuk bekerja sebagai petugas yang dikenal dengan nama "pasukan oranye" itu.

Hal itulah yang diungkapkan sejumlah anggota pasukan oranye asal Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Salah satunya adalah Izul Wardana (21 tahun), pria yang menjadi pasukan oranye saat pertama kali dibentuk pada 2016.

Pada saat mulai menjadi anggota pasukan oranye, gaji yang diterimanya adalah sebesar Rp 3,1 juta sebulan yang setara dengan nilai upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta 2016. Ia menyebut jumlah tersebut lebih besar ketimbang gaji saat ia masih bekerja di tempat lamanya.


Seperti Izul, Aminuddin (37 tahun) juga melontarkan hal serupa. Ia baru bergabung dengan pasukan oranye pada tahun ini. Pria yang sebelumnya berprofesi sebagai tukang ojek ini menyatakan tertarik menjadi anggota pasukan oranye karena tak adanya kepastian jumlah penghasilan yang diterima saat masih menjadi tukang ojek.

Tahun ini, gaji yang diterima anggota pasukan oranye setiap bulannya telah naik seiring kenaikan UMP DKI. Jumlahnya menjadi Rp 3,3 juta. Tak semua anggota pasukan oranye adalah mereka yang berpindah profesi.

Ada pula yang dulunya memang merupakan petugas kebersihan. Salah satunya Tijan (52 tahun), mantan petugas harian lepas (PHL) di Dinas Kebersihan. Tijan mengaku sudah 20 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan.

Namun, ia menyebut ada perbedaan penghasilan ketika ia sudah berstatus sebagai anggota pasukan oranye. "Kalau dulu kecil (gajinya). Sekarang sudah Rp 3,1 juta sebulan. Tahun ini malah Rp 3,3 juta sebulan. Saya dulu pernah cuma Rp 450.000," ujar Tijan.

Banyak peminat

Pasukan oranye mulai ada di Jakarta sejak awal 2016. Kuota maksimal di tiap kelurahan berjumlah 70 orang. Cukup besarnya gaji pasukan oranye ini yang membuat banyaknya pelamar untuk penerimaan tahun 2017.

Salah satunya di Kelurahan Jatinegara. Data pihak Kelurahan Jatinegara menyebutkan jumlah pelamar pasukan oranye tahun 2017 mencapai 150 orang, alias meningkat dua kali lipat lebih dibanding jumlah pelamar pada tahun 2016.

Banyaknya pelamar yang tak berbanding dengan kuota itu kemudian menyebabkan ada sejumlah anggota pasukan oranye angkatan lama yang tidak lagi diterima karena dinilai tak lolos seleksi. Mereka kemudian mendatangi Balai Kota untuk menyampaikan protes pada pekan lalu. Pihak kelurahan sendiri menyatakan kemampuan fisik jadi pertimbangan utama. Karena tugas pasukan oranye akan banyak berkutat dengan kegiatan yang menguras fisik.

(Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini