Terhalang faktor cuaca, lifting Blok Cepu berpotensi turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat cuaca buruk yang terjadi belakangan ini, proses pengiriman produksi minyak siap jual (lifting) dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu ke FSO Gagak Rimang bisa terganggu. Pemerintah memproyeksikan, ada indikasi penurunan lifting apabila hal ini terus terjadi.

Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengatakan, produksi minyak Blok Cepu bisa terganggu akibat cuaca buruk. Maka itu, pemerintah sudah memanggil manajemen ExxonMobil selaku operator untuk membahas bagaimana mengatasi cuaca agar lifting sebesar 220.000 barrel oil per day (bopd) tak terganggu.

"Kami ingin mencari jalan keluar bagaimana mempertahankan 220.000 bopd," ungkap dia, Jumat (1/2).


Asal tahu saja, apabila kondisi cuaca memburuk, otomatis kapal-kapal pengangkut minyak tidak akan bisa merapat ke kapal fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung atau floating storage and offloading (FSO) Gagak Rimang. Akibatnya, proses lifting menjadi terhambat. Apabila itu terjadi, tentu produksi akan diturunkan.

Namun Arcandra belum bisa memastikan potensi penurunan lifting akibat kondisi cuaca buruk yang awal tahun ini melanda perairan Tuban. Yang pasti, potensi penurunan lifting bisa signifikan. Tapi kami mengusahakan bisa (dipertahankan), ucap dia.

Berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) pada 2019, PT Pertamina EP Cepu menargetkan produksi minyak Blok Cepu hanya mencapai 208.000 bopd dengan lifting 207.400 bopd.

Produksi aman

Ketika dikonfirmasi akan hal ini, Vice President Public and Goverment Affair ExxonMobil, Erwin Maryoto menjelaskan hingga kemarin produksi Blok Cepu tidak terganggu akibat cuaca buruk. "Kami terus berkoordinasi dengan SKK Migas dan Pertamina untuk memastikan dalam cuaca buruk ini jadwal tanker dan lifting tetap terjaga," kata dia, kemarin.

Erwin tak memungkiri hal yang bisa terganggu cuaca buruk adalah proses lifting di FSO Gagak Rimang. Menurut dia, karena cuaca buruk, bisa saja tanker pengangkut minyak terlambat datang atau tanker tidak bisa merapat ke FSO untuk lifting.

Dengan begitu, Erwin memastikan produksi Blok Cepu masih bisa berjalan normal dengan tingkat produksi di atas 210.000 hingga 220.000 bopd. "Produksi tidak terpengaruh cuaca buruk," ungkap dia.

Blok Cepu merupakan salah satu penyumbang minyak nasional terbesar yang dikelola ExxonMobil dan bermitra dengan PT Pertamina (Persero) melalu Pertamina EP Cepu (PEPC).

ExxonMobil menguasai hak partisipasi 55% dan PEPC 45%. Blok Cepu memang menjadi salah satu andalan Indonesia selama beberapa tahun untuk mendulang produksi minyak dalam jumlah besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi